KOMPAS.com – Pertunjukan wayang di setiap negera memiliki teknik dan gaya sendiri. Dengan demikian, wayang Indonesia merupakan buatan orang Indonesia asli yang memiliki cerita, gaya, dan dalang yang luar biasa.
Selama berabad-abad budaya wayang berkembang menjadi beragam jenis. Kebanyakan jenis-jenis wayang menggunakan kisah Mahabarata dan Ramayana sebagai induk cerita
Nah, mari Kita mengenal jenis-jenis wayang!
Wayang kulit purwa terbuat dari kulit kerbau yang ditatah dan diwarnai sesuai dengan tradisi pulasan wayang pedalangan.
Mereka juga memiliki tangkai dari tanduk kerbau bule yang diproses dengan cara yang disebut cempurit, yang terdiri dari tuding dan gapit.
Wayang kulit purwa sendiri terdiri dari beberapa gaya atau gagrak seperti gagrak Kasunanan, Mangkunegaran, Ngayogyakarta, Banyumasan, Jawatimuran, Kedu, Cirebon, dan sebagainya.
Wayang kulit kuno dapat dibagi menjadi beberapa kategori, termasuk:
Baca juga: Apa Manfaat Wayang bagi Pengembangan Warisan Budaya?
Wayang golek adalah seni pertunjukan teater rakyat yang banyak dimainkan. Pertunjukan wayang golek dapat digunakan sebagai hiburan dan tontonan dalam perhelatan tertentu.
Selain berfungsi sebagai pelengkap upacara selamatan atau ruwatan, wayang golek modern adalah wayang golek kreasi baru dengan menggabungkan teknologi modern dalam pertunjukan seperti asap, pencahayaan warna warni dll.
Beberapa jenis Wayang Golek yang populer:
Wayang krucil adalah seni yang dibuat dari kulit dan berukuran kecil, sehingga lebih sering disebut dengan "Wayang Krucil". Pada akhirnya, seni ini menggunakan kayu pipih dua dimensi, yang disebut "Wayang Klithik".
Bentuk wayang krucil di Jawa Tengah mirip dengan wayang gedog. Tokoh-tokohnya menggunakan tutup kepala kipas, dodot rapekan, dan berkeris.
Di Jawa Timur, karakternya mirip dengan wayang purwa, dengan raja-raja memakai praba dan memakai mahkota. Tokoh raja di Jawa Tengah bergelung Keling atau Garuda Mungkur saja.
Wayang krucil biasanya menggunakan cerita dari zaman Panji Kudalaleyan di Pajajaran hingga Prabu Brawijaya di Majapahit, tetapi ada kemungkinan bahwa mereka juga menggunakan cerita wayang purwa dan wayang menak, bahkan dari babad tanah.
Baca juga: Wayang: Pengertian, Asal-usul, dan Fungsinya
Tokoh wayang krucil:
Wayang beber adalah seni pertunjukan wayang yang disajikan dalam bentuk bentangan kertas atau kain bergambar dengan gaya kulit wayang, dan disertai dengan cerita yang diceritakan oleh seorang dalang.
Pertunjukan wayang beber pertama kali muncul dan berkembang di Jawa bagian Wengker (sekarang Ponorogo dan Pacitan).
Ini muncul sebelum kedatangan Islam karena Ponorogo sudah dapat membuat Daluwang atau kertas Ponoragan.
Namun, pertunjukan ini terus berlanjut hingga kerajaan Islam (seperti Kesultanan Mataram). Baik Mahabarata maupun Ramayana adalah sumber cerita yang digunakan di sini. Cerita-cerita Panji setelah Islam menjadi agama utama di Jawa.
Baca juga: 5 Jenis Wayang beserta Penjelasannya
Wayang Gedog bercerita tentang Sri Gatayu, Putera Prabu Jayalengkara, hingga masa Prabu Kuda Laleyan.
Sebagian besar orang percaya bahwa nama Wayang Gedog berasal dari fakta bahwa pertunjukan awalnya tidak memiliki iringan kecrek (besi), sehingga suara keprak "dog" adalah suara yang dominan.