Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa itu Monoteisme, Politeisme, dan Ateisme? 

Kompas.com - 22/04/2022, 17:40 WIB
Serafica Gischa

Penulis

KOMPAS.com - Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kepercayaan merupakan harapan dan keyakinan seseorang terhadao orang lain akan kejujuran, kebaikan, dan kesetiaan. 

Sedangkan agama merupakan sistem yang mengatur kepercayaan serta peribadatan seseorang kepada Tuhan Yang Maha Esa. 

Di Indonesia, istilah kepercayaan kerap dikaitkan dengan istilah penghayatan aliran kepercayaan. 

Dikutip dari buku Antropologi (2009) oleh Dyastriningrum, kepercayaan dihubungkan dengan keyakinan masyarakat bahwa benda, makhluk hidup, atau zat supranatural memiliki kekuatan alamiah. 

Terdapat beberapa jenis kepercayaan di tengah-tengah masyarakat. Mulai dari politeisme hingga monoteisme. 

Apa itu monoteisme, politeisme, dan ateisme? Berikut penjelasannya: 

Baca juga: Sistem Kepercayaan Manusia Purba Masa Praaksara

Monoteisme 

Monoteisme adalah kepercayaan yang berpendapat hanya ada satu Tuhan yang esa dan berkuasa penuh atas segala sesuatu. Agama yang termasuk dalam monoteisme adalah Yahudi, Kristen, dan Islam. 

Dilansir dari buku Filsafat Agama (2018) oleh Kasno, monoteisme terbagi menjadi beberapa jenis, yakni: 

  • Monoteisme praktis, kepercayaan terhadap satu Tuhan yang dipuja, tetapi tidak mengingkari keberadaan dewa-dewa. 
  • Monoteisme spekulatif, kepercayaan yang meyakini adanya satu dewa yang awalnya terdiri dari dewa-dewa lain yang kemudian menyatu hingga hanya tersisa satu. 
  • Monoteisme teoretis, kepercayaan bahwa Tuhan itu esa dalam teori, tetapi dalam praktinya memercayai Tuhan yang jumlahnya lebih dari satu. 
  • Monoteisme murni, paham bahwa Tuhan itu esa atau tunggal dari segi jumlah, sifat dalam teori, praktik, pemikiran, maupun penghayatan. 

Politeisme 

Secara harfiah, politeisme berasal dari bahasa Yunani, poly dan theos yang artinya banyak Tuhan. 

Dikutip dari buku Politeisme di Dunia (2019) oleh Shabrina Dzahroh, politeisme adalah kepercayaan pada dewa-dewa. 

Kepercayaan ini merupakan kepercayaan pada masa lampau di abad ke 6 Sebelum Masehi. Tujuannya bukan hanya memberi sesajen atau persembahan kepada dewa, tetapi juga menyembah dan berdoa kepada mereka untuk menjauhkan amarahnya dari masyarakat. 

Kebanyakan agama yang menerima politeisme, dewa dan dewi yang berbeda merupakan representasi prinsip-prinsip leluhur atau kekuatan alam. 

Konsep Trimurti dalam agama Hindu menjadi bentuk politeisme. Di mana konsep politeisme didasari oleh materialisme yang bersifat naturalisme. 

Konsep ini berkaitan dengan banyak Dewa yang dihubungkan dengan fenomena alam. Para dewa dianggap sebagai manifestasi kekuatan alam.

Konsep ketuhanan dalam agama Hindu dibahas dalam Sradha, yang mengkaji keberadaan Tuhan dengan jelas. 

Baca juga: 6 Agama di Indonesia beserta Kitab Suci dan Tempat Ibadahnya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com