Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Orang Bisa Selamat Setelah Jatuh dari Ketinggian?

Kompas.com - 23/09/2023, 11:00 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beberapa orang menjadi berita utama karena mereka berhasil bertahan hidup setelah jatuh dari ketinggian.

Contoh yang paling terkenal adalah kasus Vesna Vulovic, seorang pramugari yang selamat dari jatuhnya pesawat. Ia jatuh tanpa parasut dari ketinggian sekitar 10.000 meter pada tahun 1970-an.

Jadi bagaimana mungkin seseorang bisa selamat setelah jatuh dari ketinggian?

Selamat setelah jatuh dari ketinggian

Orang yang selamat dan bisa bertahan hidup setelah jatuh dari ketinggian, dapat dijelaskan secara sains.

Dikutip dari Live Science, Kamis (21/9/2023) salah satu faktor pertama yang perlu dipertimbangkan adalah seberapa tinggi seseorang jatuh.

Baca juga: Bagaimana Orang Bisa Terpapar Etilen Oksida?

"Secara keseluruhan, jika seseorang jatuh dari ketinggian 15 meter atau sekitar 4 lantai, 50 persen dari mereka akan meninggal," kata Demetrios Demetriades, seorang profesor bedah di Fakultas Kedokteran Kerk di Universitas California Selatan.

“Jika seseorang jatuh lebih dari 18 meter, hal ini biasanya berakibat fatal, dan sangat kecil kemungkinannya, atau suatu keajaiban mereka bisa bertahan hidup,” katanya lagi.

Faktor yang menentukan seorang bisa selamat atau tidak adalah penggunaan parasut. Benda apa pun yang jatuh dari ketinggian mencapai sesuatu yang disebut kecepatan terminal.

Saat jatuh gaya utama yang pertama kali bekerja adalah gravitasi. Saat menambah kecepatan, gaya tarik dari udara semakin menghambat gerakan ke bawah.

Pada titik tertentu, hambatan udara ini menyeimbangkan tarikan gravitasi, sehingga terus jatuh dengan kecepatan yang sama.

"Jika memiliki parasut yang memiliki area luas yang mampu menahan semua aliran udara, kecepatan terminal misalnya saja menjadi 16 km/jam. Tetapi jika orang tidak memiliki parasut kecepatan jatuhnya bisa saja sekitar 241 km/jam, yang jelas merupakan sebuah masalah," terang Anette Hosoi, profesor teknik mesin di MIT.

Baca juga: Bagaimana Orang Akhir Abad Ke-19 Mengobati Penyakit Rematik?

 

Cara mendarat saat jatuh dari ketinggian

Selain itu ada faktor lain memengaruhi seseorang dapat bertahan hidup setelah terjatuh dari ketinggian yaitu cara mendarat.

“Ini semua tentang seberapa cepat Anda melaju dan seberapa cepat Anda berhenti,” kata Hosoi.

Jika Anda mendarat di lereng, misalnya, Anda secara bertahap akan membakar seluruh energi jatuh saat meluncur ke bawah dibandingkan dengan mendarat di satu titik dan berhenti.

Menurut Demetriades, usia juga mempengaruhi peluang korban untuk bertahan hidup.

“Jika kita membandingkan jatuh dari ketinggian yang sama, korban yang berusia kurang dari 15 tahun versus mereka yang berusia lebih dari 65 tahun, maka angka kematian pada kelompok yang lebih tua adalah sekitar lima kali lebih tinggi,” kata Demetriades.

Ini lantaran anak-anak umumnya pulih lebih baik. Mereka memiliki banyak cadangan fisiologis dan tulang mereka dirancang untuk menahan tekanan yang jauh lebih besar.

Baca juga: Bagaimana Orang Mesir Kuno Membuat Mumi?

Jadi apa yang harus dilakukan jika Anda berada dalam situasi yang tidak menguntungkan itu?

Demetriades menjelaskan memang akan sangat sulit untuk bereaksi secara efektif namun coba untuk menghentikan dari jatuh. Misalnya dengan berpegangan dengan batu atau pohon.

Kemudian jika memungkinkan adalah mencari tempat yang lunak seperti contohnya semak-semak.

Pada kasus Vulovic, diyakini bahwa dia selamat karena dia terjepit di bagian utama pesawat saat dia jatuh dan kemudian mendarat pada sudut yang sangat menguntungkan di salju tebal di kawasan hutan.

Dokter juga mengatakan, tekanan darahnya yang rendah kemungkinan besar menyebabkan dia pingsan dengan cepat setelah tekanan kabin berkurang dan ini berpotensi menghentikan jantungnya agar tidak meledak saat dia menyentuh tanah.

Benturan berenergi tinggi, seperti terjatuh dari ketinggian atau tertabrak kendaraan bermotor, merupakan penyebab umum pecahnya jantung, yang menyebabkan terlepasnya dinding, otot, atau katup jantung.

Baca juga: Bagaimana Orang Membuat Peta Sebelum Satelit Diciptakan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com