KOMPAS.com - Saat ini, dunia sedang mengalami El Nino. Fenomena El Nino diperkirakan akan bertahan hingga awal tahun 2024.
Fenomena El Nino tercatat mulai terjadi sejak pertengahan bulan Mei 2023.
Menurut Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, dalam rilisnya 8 September 2023 lalu, gangguan iklim El Nino terus berkembang.
Dwikorita menjelaskan perkembangan fenomena iklim ini telah mencapai level El Nino moderat sejak akhir Juli 2023.
"Saat ini, indeks El Nino berada pada nilai +1.504 dan kondisi El Nino moderat tersebut diprediksi tetap bertahan hingga awal tahun 2024," jelas Dwikorita.
Baca juga: Apakah Dampak Fenomena El Nino terhadap Cuaca di Indonesia?
Dampak El Nino di Indonesia menyebabkan kekeringan di sejumlah wilayah. Hal ini karena adanya superposisi fenomena El Nino dan IOD positif yang membuat pertumbuhan awan hujan yang lebih sedikit di wilayah Indonesia.
Lantas, kapan El Nino berakhir?
Para ilmuwan memprediksi, fenomena El Nino akan terus berlanjut selama musim dingin di Belahan Bumi Utara hingga Januari-Maret 2024, dikutip dari National Centers for Environmental Prediction (NCEP) NOAA.
Fenomena El Nino, dikutip dari Live Science, 'sangat kuat', saat ini kemungkinan 95 persen akan berlangsung setidaknya hingga Februari 2024.
Dampak El Nino tak hanya menyebabkan kekeringan di beberapa tempat.
"(Fenomena El Nino) memiliki konsekuensi global. Beberapa tempat mengalami banjir, kekeringan, beberapa tempat hangat, dan beberapa tempat sejuk," kata Erika Wise, seorang profesor di Departemen Geografi di University of North Carolina di Chapel Hill.
Baca juga: Apa Itu Fenomena El Nino?
Kendati ada tempat yang mengalami cuaca yang cenderung basah, namun tidak ada jaminan bahwa El Nino akan membawa hujan.
Menurut Park Williams, seorang profesor di Departemen Geografi di UCLA, El Nino mendukung adanya peluang basah, namun 'tidak ada jaminan bahwa kondisi basah akan terjadi'.
"Setelah kondisi basah di tahun 2023 dan dengan adanya El Nino yang berkembang di tahun 2024, kita tentu saja dapat menuju ke arah itu sekarang," kata Williams.
Akan tetapi, ia menjelaskan bahwa prediksi serupa tentang kapan berakhirnya fenomena El Nino, pernah dibuat sebelumnya, dan perkiraan itu pun tidak terjadi.
Saat itu, tahun-tahun basah yang terjadi pada tahun 2017 dan 2019.
Para peneliti mengira, kekeringan besar akan berakhir. Kemudian, kekeringan parah terjadi kembali di musim panas 2020 dan bertahan hingga musim dingin lalu.
Baca juga: Apa yang Terjadi Saat Fenomena El Nino dan La Nina?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.