Di Eropa, udara panas yang didorong masuk dari Afrika sekarang tetap bertahan.
Dengan kondisi tekanan tinggi yang menetap berarti bahwa panas di laut, darat, dan udara yang hangat terus meningkat.
Para ilmuwan di Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) mengatakan dalam laporan ringkasan global mereka tahun ini bahwa perubahan iklim telah membuat gelombang panas yang mematikan lebih sering dan lebih intens di sebagian besar wilayah daratan sejak 1950-an.
Gelombang panas itu bukan satu fenomena tunggal tetapi semuanya diperkuat oleh satu faktor yaitu perubahan iklim.
Baca juga: Apakah Ledakan Kambrium Benar-benar Terjadi?
Perubahan iklim merupakan salah satu variabel yang dapat dipengaruhi oleh manusia dengan mengurangi emisi dari bahan bakar fosil.
"Kami memiliki kemampuan untuk mengurangi pengaruh manusia terhadap iklim dan cuaca dan tidak menciptakan gelombang panas yang lebih ekstrim," papar Melissa Lazenby, dosen senior perubahan iklim di University of Sussex.
IPCC mengatakan risiko gelombang panas semakin sering dan intens, meskipun pemerintah dapat membatasi perubahan iklim dengan mengurangi emisi gas rumah kaca negara.
"Pengurangan emisi karbon yang dalam, cepat, dan berkelanjutan dapat menghentikan pemanasan, tetapi umat manusia harus beradaptasi dengan gelombang panas yang lebih parah di masa depan karena ini baru permulaan," papar Simon Lewis, ketua ilmu perubahan global di University College London.
Baca juga: Apakah Uranium Berbahaya bagi Manusia jika Terpapar Radiasinya?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.