Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/06/2023, 09:30 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

"Tengkorak hobbit sendiri hampir lengkap, hanya kehilangan bagian kecil di wilayah glabella (bagian dahi tepat di antara alis) dan tulang hidung. Tapi untungnya desainnya bisa dilakukan dengan bantuan deformasi anatomis," katanya lagi.

Para peneliti menciptakan dua perkiraan wajah terakhir dari manusia Hobbit.

Perkiraan pertama adalah gambar hitam-putih netral dari individu mirip kera, dengan hidung lebar, dan yang kedua adalah versi yang lebih bergaya dengan rambut wajah.

Secara kasar, H. floresiensis kemungkinan memiliki hidung yang tidak terlalu menonjol dibandingkan manusia modern, daerah mulut sedikit lebih menonjol daripada manusia modern dan volume otak secara signifikan lebih kecil.

Baca juga: Seperti Apa Bukti Kanibalisme Tertua pada Manusia?

"Penampilan terakhir sangat mengejutkan kami, karena ketika melihat wajahnya, kami dapat melihat serangkaian kecocokan dengan pria modern, tetapi tidak cukup untuk menganggapnya sebagai salah satu grup," terang Moraes lagi.

Gregory Forth, pensiunan profesor antropologi di University of Alberta yang tidak terlibat dalam penelitian baru ini, berpendapat bahwa perkiraan wajah adalah cara yang baik untuk membantu masyarakat lebih memahami kerabat manusia purba.

"Seperti yang dijelaskan, teknik deformasi anatomi tampaknya menawarkan manfaat untuk studi Homo floresiensis yang sedang berlangsung," papar Forth.

"Mereka tidak hanya menyediakan metode untuk membuat gambar yang lebih hidup dari hominin primitif secara morfologis untuk melibatkan masyarakat umum. Mereka berpotensi mengungkapkan informasi baru tentang spesies dan hubungannya dengan hominid lain," tambah Fort mengomentari hasil rekonstruksi wajah Homo floresiensis.

Baca juga: Seperti Apa Jejak Kaki Tertua Homo Sapiens yang Pernah Ditemukan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com