Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/05/2023, 20:00 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Metode penanggalan modern yang dilakukan baru-baru ini berhasil mengungkap jejak kaki Homo sapiens tertua di dunia yang pernah tercatat.

Jejak kaki manusia yang berjalan dengan dua kaki itu ditemukan Afrika Selatan dan berusia 153.000 tahun. Penemuan ini adalah salah satu rekor yang dipecahkan dari sekian banyak yang pernah dilakukan di Afrika selama beberapa dekade terakhir.

Sejak laporan jejak kaki berusia 3,66 juta tahun di situs Laetoli di Tanzania lebih dari 40 tahun yang lalu, ahli paleonantropologi telah menemukan lebih dari 100 jalur pejalan kaki terawetkan dalam bebatuan, abu, dan lumpur.

Penemuan jejak kaki Homo sapiens

Dikutip dari Live Science, Selasa (30/5/2023) situs arkeologi dengan jejak kaki manusia modern, yang disebut ichnosite, ditemukan tepat di sebelah timur ujung selatan benua Afrika, puluhan kilometer ke daratan dari pantai kuno.

Dalam artikel yang dipublikasikan 25 April di jurnal Ichnos, sebuah tim peneliti internasional menggunakan optically-stimulated luminescence (OSL) untuk mencari tahu kapan jejak kaki itu dibuat.

Metode penanggalan ini bekerja dengan memperkirakan waktu yang telah berlalu sejak butiran kuarsa di dalam atau di dekat jalur fosil terakhir kali terpapar sinar matahari.

Saat permukaan tempat manusia berjalan dengan cepat terkubur, OSL dapat digunakan untuk mengetahui tanggalnya.

Baca juga: Seperti Apa Pohon Tertua di Dunia yang Ada di Chile?

Hasilnya adalah tujuh jejak kaki yang dapat diidentifikasi berasal dari 153.000 tahun yang lalu. Jejak ini menjadi yang tertua yang dibuat oleh Homo sapiens, yang berevolusi di Afrika sekitar 300.000 tahun yang lalu.

Sebelumnya, sebagian besar sampel yang diperiksa peneliti bertanggal antara 70.000 dan 130.00 tahun yang lalu. Tak heran peneliti terjetu menemukan situs jejak berusia 153.000 tahun.

Penemuan jejak kaki manusia modern ini pun menurut Charles Hel, peneliti dari Nelson Mandela University di Afrika Selatan menjadi pemacu untuk melanjutkan pencarian jejak homonin lain yang bisa jadi lebih tua.

Bukti jejak kaki juga dapat menambah banyak catatan arkeologi. Pasalnya, tidak hanya bisa memberikan indikasi bagaimana manusia bepergian melintasi daratan sebagai individu atau kelompok tetapi juga bukti dari beberapa kegiatan yang mereka lakukan.

Di Afrika Selatan, bukti awal perilaku manusia modern mencakup perhiasan pribadi seperti perhiasan, pengembangan alat-alat batu yang rumit, penggunaan simbol-simbol abstrak, pemanenan kerang dan lain sebagainya.

Sayangnya, jejak-jejak purba ini menurut peneliti terancam hilang. Contohnya saja jejak kaki yang berada di sekitar pantai rentan terhadap erosi, sehingga kecepatan diperlukan untuk mencatat dan menganalisisnya sebelum hancur oleh laut dan angin.

Baca juga: Seperti Apa Fosil Cabai Langka yang Ditemukan di Amerika?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Fakta-fakta Menarik Bayi Gajah, Tak Hanya Suka Menghisap Belalai

Fakta-fakta Menarik Bayi Gajah, Tak Hanya Suka Menghisap Belalai

Oh Begitu
Apakah Gajah Afrika Bisa Kawin dengan Gajah Asia?

Apakah Gajah Afrika Bisa Kawin dengan Gajah Asia?

Oh Begitu
Ilmuwan Temukan Bahan Bakar 'Aman Api'

Ilmuwan Temukan Bahan Bakar 'Aman Api'

Fenomena
Apakah Ikan Juga Minum Saat Merasa Haus?

Apakah Ikan Juga Minum Saat Merasa Haus?

Oh Begitu
Bagaimana Cincin Saturnus Terbentuk?

Bagaimana Cincin Saturnus Terbentuk?

Fenomena
Mengatasi Polusi Udara dengan Teknologi Plasma

Mengatasi Polusi Udara dengan Teknologi Plasma

Fenomena
Bagaimana Seharusnya Sampah Dipilah?

Bagaimana Seharusnya Sampah Dipilah?

Kita
Bagaimana Terumbu Karang Terbentuk?

Bagaimana Terumbu Karang Terbentuk?

Oh Begitu
Apa Itu BPA dan Dampaknya bagi Kesehatan?

Apa Itu BPA dan Dampaknya bagi Kesehatan?

Oh Begitu
Apakah Ikan Air Tawar Terbesar di Dunia?

Apakah Ikan Air Tawar Terbesar di Dunia?

Fenomena
Apa Saja Dampak Siklon Tropis terhadap Wilayah Indonesia?

Apa Saja Dampak Siklon Tropis terhadap Wilayah Indonesia?

Fenomena
Fakta-fakta Menarik Kentut, Soda Bikin Lebih Sering Kentut (Bagian 2)

Fakta-fakta Menarik Kentut, Soda Bikin Lebih Sering Kentut (Bagian 2)

Oh Begitu
Seberapa Akurat Ingatan Masa Kecil Kita?

Seberapa Akurat Ingatan Masa Kecil Kita?

Kita
Seperti Apa Gejala Virus Nipah yang Parah?

Seperti Apa Gejala Virus Nipah yang Parah?

Oh Begitu
Seperti Apa Hiu Tertua yang Berusia Ratusan Tahun?

Seperti Apa Hiu Tertua yang Berusia Ratusan Tahun?

Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com