Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Kota Yakutsk Menjadi Tempat Terdingin di Dunia?

Kompas.com - 23/05/2023, 08:00 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Menurut Alex DeCaria, seorang profesor meteorologi di Universitas Millersville di Pennsylvania, Siberia sangat dingin karena kombinasi garis lintang tinggi dan massa daratan yang begitu besar.

Suhu ekstrem global baik itu tinggi maupun rendah, cenderung terjadi di benua karena daratan memanas dan mendingin dengan lebih cepat daripada lautan.

Dalam kasus Siberia, lapisan salju dan es juga berperan karena membantu menjaga wilayah tetap dingin dengan memantulkan kembali radiasi Matahari yang masuk ke luar angkasa.

Kombinasi faktor-faktor ini telah menyebabkan terciptanya zona tekanan tinggi semi permanen yang besar yang terbentuk di Siberia pada musim dingin yang dikenal sebagai Siberian High.

"Tekanan tinggi di atas benua dengan garis lintang tinggi umumnya dikenal memiliki udara yang stabil, kelembapan rendah, dan langit cerah, yang menghasilkan suhu permukaan yang sangat dingin," kata DeCaria.

Itu karena kelembaban yang rendah dan langit yang cerah memungkinkan radiasi gelombang panjang (inframerah dan gelombang mikro) yang dipancarkan oleh Bumi untuk mencapai puncak atmosfer dan dipancarkan ke luar angkasa, menghasilkan suhu permukaan yang dingin.

Baca juga: Mengapa Wilayah Gurun Itu Kering?

Kondisi topografi di Yakutsk dan Oymyakon juga berperan. Berdasarkan Jouni Räisänen, dosen senior di Institute for Atmospheric and Earth System Research (INAR) di University of Helsinki di Finlandia termpat-tempat ini berada di lembah lokal yang dikelilingi oleh medan yang lebih tinggi.

Konsekuensinya adalah apa yang disebut 'danau udara dingin' dengan mudah terbentuk di bawah kondisi musim dingin. Kantong udara dingin yang relatif berat ini dapat terperangkap di dekat dasar lembah.

Untuk Oymyakon, efek ini diperkuat oleh ketinggian pegunungan di sekitarnya yang membantu melindungi danau udara dingin agar tidak bercampur dengan udara yang lebih hangat.

Dengan suhu yang sangat dingin itu, mengapa orang masih mau untuk menghabiskan dan tinggal di sana.

Soal itu, Cara Ocobock, antropolog biologi dan direktur Laboratorium Energetika Manusia di Unieversitas Notre Dame, mengungkapkan orang bangga dengan tinggal mereka dan kecerdikan yang mereka miliki telah berhasil membuatnya bisa bertahan hidup di tempat keras tersebut.

Baca juga: Mengapa Kuda Nil Marah Saat Melihat Manusia?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com