Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Perjumpaan Peranakan China di Indonesia

Kompas.com - 24/01/2023, 08:00 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Lalu sebagai balasan, kaisar menghadiahinya stempel emas kekaisaran dan pita berwarna ungu. Berdasarkan catatan sejarah, terdapat lima poin yang bisa dipelajari dari perjumpaan China dan Jawa di masa itu.

Di antaranya perharian pada ajaran agama, posisi geografis negara yang dikunjungi, budaya dan adat istiadat, kekayaan alam, serta hubungan dagang.

Nurni Wahyu Wuryandari Dosen Program Studi Cina, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia menambahkan, manfaat catatan negara asing dalam manuskrip China.

Bagi Tiongkok, catatan itu menjadi sumber pengetahuan mengenai negeri asing terkait informasi posisi geografis, adat istiadat, kekayaan alam dan lain sebagainya.

Namun bagi Indonesia, ini menjadi sumber materi untuk membuka kajian tidak hanya bagi sinolog, tetapi juga sebagai kajian kolaborasi dengan para arkeolog, sejarahwan dan peminat kebahasaan. Selain itu, hasil dari kajian ini dapat memperkaya catatan sejarah nusantara.

Sejarah sastra China dalam manuskrip Jawa

Sementara itu, Sumarno, Peneliti Pusat Riset Manuskrip, Literatur, dan Tradisi Lisan (PR MLTL) menjelaskan tentang jejak sastra China dalam manuskrip jawa. Menurutnya, peradaban bangsa China sudah ada sejak ribuan tahun.

Baca juga: Sejarah Perjalanan Kartu Pos dan Prangko Pertama di Yogyakarta

Bukti peradaban itu ditandai dengan adanya penemuan yang merupakan tanda awal mula lahirnya sastra China. Penemuan tersebut telah berumur lebih dari 3400 tahun.

Sumarno mengisahkan, lahirnya ahli filsafat di China berpengaruh terhadap karya-karya yang telah lahir pada masa itu.

Ia juga mengungkapkan, kisah peradaban China melalui hasil karya-karyanya banyak dijumpai tentang ajaran agama budha mengenai cara berfikir, berpolitik, serta belajar literatrur, filosofi, dan ilmu pengobatan China.

Karya sastra merupakan cerminan kondisi sosial masyarakat. Orang China menyampaikan karya sastra mereka dalam bentuk bahasa China yang disesuaikan dengan bahasa tempat tinggal.

Sastra China dalam manuskrip Jawa dapat ditemukan di berbagai perpustakaan, di antaranya Museum Reksapustaka Mangkunegaran di Surakarta, Museum Radyapustaka Surakarta, Museum Sonobudoyo Yogyakarta, dan fasilitas ilmu budaya di Universitas Indonesia Jakarta.

Sastra China dalam manuskrip Jawa memiliki nilai lebih, dan ini adalah bukti nyata bahwa bangsa China sangat menghormati leluhur mereka, namun tidak menimbulkan konflik dengan budaya setempat.

Baca juga: Sejarah Makan Kue Ulang Tahun, dari Mana Asalnya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com