Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Mencegah Tomcat Masuk Rumah Menurut Pakar

Kompas.com - 16/08/2022, 20:03 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tomcat atau semut Charlie pernah mewabah di berbagai wilayah di Indonesia. Tak jarang, serangga ini juga memasuki rumah-rumah warga.

Seseorang yang digigit atau terpapar racun tomcat bisa mengalami gatal-gatal bahkan melepuh di kulit. 

Untuk diketahui, tomcat memiliki cairan beracun yang disebut paederin dan akan dikeluarkan saat mereka merasa terancam.

Baca juga: Ketahui Ciri-ciri Tomcat, Habitat, dan Jenis Makanannya

Lantas, bagaimana cara mengusir tomcat?

Dikutip dari pemberitaan Kompas.com, edisi 17 Juli 2020, Kepala Bidang Zoologi LIPI (sekarang Badan Riset dan Inovasi Nasional) Cahyo Ramadi menyarankan, agar Anda sebisa mungkin menjauhi tomcat.

Sebab, saat tomcat dibunuh dengan cara dipencet, baik secara sengaja maupun tidak racun akan keluar dari tubuhnya. Jika nantinya mengenai kulit manusia, akan terasa seperti terbakar dan melepuh.

Dipaparkan oleh Cahyo, ada sejumlah hal yang bisa dilakukan untuk mencegah tomcat masuk ke dalam rumah. Berikut cara mengusir tomcat dari rumah:

  • Menutup setiap celah rumah sehingga tidak ada tomcat yang masuk
  • Mengurangi penerangan di malam hari dan tidak duduk di bawah lampu saat malam
  • Menggunakan lotion anti serangga
  • Menggunakan kelambu saat tidur jika populasi tomcat sudah mengganggu

Sementara itu, apabila ingin menangkap tomcat, Anda dapat memasang jebakan di malam hari.

Caranya, dengan memakai ember atau wadah berisi air dan detergen, kemudian bagian atasnya diberi penerangan.

Menurut Cahyo, dengan cara ini, tomcat akan mendatangi cahaya dan saat jatuh, mereka akan mati di dalam cairan detergen.

Selain itu, pastikan juga baju yang dijemur tidak ditempeli oleh tomcat. Dia menambahkan, saat melihat tomcat di kulit jangan dipencet atau dipukul.

"Biarkan kumbang itu terbang dengan sendirinya," kata Cahyo.

Baca juga: Cara Mengatasi Gigitan Tomcat

 

Habitat tomcat

Tomcat sebenarnya merupakan jenis kumbang rove yang memiliki sungut di bagian kepala, layaknya semut. Maka tak jarang orang menyebutnya sebagai semut Charlie.

Habitat tomcat ialah tempat yang lembap maupun di tanaman bersemak seperti padi dan jagung. Hewan ini merupakan kelompok serangga pertanian yang berperan sebagai predator hama pertanian seperti wereng.

Namun, bila terusik tomcat bisa menyerang manusia. Seseorang yang digigit tomcat dalam waktu singkat akan mengalami sensasi panas di kulit.

Biasanya, setelah 24-48 jam akan muncul gelembung pada kulit dengan sekitar berwarna merah (erythemato-bullous lession) yang menyerupai lesi akibat terkena air panas atau luka bakar.

Dikutip dari laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) seperti diberitakan Kompas.com edisi Rabu (16/3/2022), gejala awal digigit tomcat berupa dermatitis ini bisa ringan, sedang, atau berat.

Baca juga: Viral Semut Charlie di Medsos, Samakah dengan Tomcat?

Pada gejala berat, penderita terkadang juga bisa merasakan mual, muntah, infeksi kulit meluas, bekas luka bopeng bakal lebih dalam dan luas, dan bekas lukanya cenderung lebih susah hilang.

Gejala terpapar racun atau gigitan tomcat biasanya terlihat di bagian kepala atau wajah, leher, tangan, lengan, punggung, paha, atau kaki.

Sebagai langkah pengobatan dermatitis akibat digigit tomcat, Anda dapat melakukan sejumlah cara, di antaranya:

  • Segera beri air mengalir dan sabun pada kulit yang bersentuhan dengan serangga ini
  • Pastikan serangga ini tidak ada lagi untuk mencegah pertambahan lesi di kulit
  • Kompres kulit dengan cairan antiseptik dingin seperti kalium permanganat bila sudah timbul lesi seperti luka bakar
  • Bila lesi sudah timbul pecah, dapat diberi cream antibiotik dengan kombinasi steroid ringan; jangan digaruk atau ditaburi bedak agar tidak terjadi infeksi sekunder
  • Berikan antihistamin dan analgesik oral untuk simptomatis.

 Baca juga: Selain Semut Charlie Alias Tomcat, Inilah 7 Serangga Paling Berbahaya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com