Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO Rekomendasikan Cabotegravir, Obat untuk Mencegah HIV pada Kelompok Rentan

Kompas.com - 01/08/2022, 17:02 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber UN News

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya merekomendasikan penggunaan pilihan pengobatan baru, yang dinilai aman dan sangat efektif mencegah HIV bagi kelompok rentan. Obat ini dikenal sebagai cabotegravir atau CAB-LA.

Berdasarkan pedoman WHO, negara-negara disarankan untuk menggunakan obat baru ini sebagai profilaksis pra-pajanan atau pre-exposure prophylaxis (PrEP) untuk HIV, sekaligus sebagai bagian dari pendekatan komprehensif guna mencegah penyebaran virus.

Cabotegravir adalah alat pencegahan HIV yang aman dan sangat efektif, tetapi belum tersedia di luar rangkaian penelitian,” ungkap Direktur Program Global HIV, Hepatitis, dan Infeksi Menular Seksual WHO, Meg Doherty dilansir dari laman UN News, Kamis (28/7/2022).

Obat cabotegravir sendiri telah disetujui penggunaannya di Amerika Serikat pada Desember lalu, kemudian disusul oleh Inggris di bulan berikutnya. WHO menjelaskan, cabotegravir adalah obat injeksi intramuskular, bentuk PrEP HIV jangka panjang.

Dua suntikan pertama diberikan dengan selang waktu empat pekan, lalu diikuti dengan suntikan setiap delapan pekan.

Dalam uji coba secara acak, antiretroviral terbukti aman dan sangat efektif di antara wanita cisgender, pria cisgender yang berhubungan seks dengan pria, serta wanita transgender yang berhubungan seks dengan pria.

Baca juga: Disarankan WHO, Orang dengan HIV/AIDS Aman Suntik Vaksin Covid-19

Menurut WHO, penelitian penting ini menemukan penggunaan obat cabotegravir menurunkan risiko HIV hingga 79 persen, dibandingkan dengan PrEP oral, yang mana kepatuhan minum obat oral setiap hari sering menjadi tantangan tersendiri.

Badan kesehatan PBB ini juga meluncurkan koalisi baru, untuk mempercepat akses global terhadap obat HIV tersebut.

Diselenggarakan oleh WHO, Unitaid, UNAIDS dan The Global Fund, koalisi itu akan mengidentifikasi intervensi yang diperlukan untuk memajukan akses jangka pendek dan jangka panjang ke CAB-LA, menetapkan pembiayaan dan pengadaan obat, dan mengeluarkan panduan kebijakan, di antara kegiatan lainnya.

“Untuk mencapai tujuan pencegahan PBB, kita harus mendorong akses yang cepat dan merata ke semua alat pencegahan yang efektif, termasuk PrEP jangka panjang,” ucap Ketua Tim Pengujian, Pencegahan dan Populasi WHO di Program HIV, Hepatitis dan IMS Global, Rachel Baggaley.

“Itu berarti mengatasi hambatan kritis di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, termasuk tantangan dan biaya implementasi," sambung dia.

Kasus HIV global

Menurut data WHO, HIV banyak dialami pekerja seks, laki-laki berhubungan seks dengan laki-laki, pengguna narkoba suntikan, narapidana, transgender, dan pasangan seksual mereka.

Baca juga: Cabenuva Obat HIV Sekali Suntik, Mungkinkah Dipakai ODHA Indonesia?

Salah satu manfaat kayu manis termasuk dapat dikembangkan sebagai terapi pengobatan HIV, namun dalam bentuk ektrak.SHUTTERSTOCK/JARUN ONTAKRAI Salah satu manfaat kayu manis termasuk dapat dikembangkan sebagai terapi pengobatan HIV, namun dalam bentuk ektrak.

Kelompok ini, menyumbang setidaknya 70 persen dari infeksi HIV global tahun lalu. Selain itu, dilaporkan pula adanya 4.000 infeksi baru yang terjadi setiap hari di tahun 2021, termasuk dalam kelompok tersebut.

“Kami berharap pedoman baru ini akan membantu mempercepat upaya negara untuk mulai merencanakan dan memberikan CAB-LA bersama dengan pilihan pencegahan HIV lainnya, termasuk PrEP oral dan cincin vagina dapivirine,” kata pejabat WHO.

WHO menyebut akan terus mendukung strategi berbasis bukti, guna meningkatkan akses dan penyerapan PrEP HIV, termasuk mengadopsi dan memasukkan cabotegravir dalam program pencegahan HIV.

Pedoman pemberian cabotegravir didasarkan pada pendekatan kesehatan masyarakat yang mempertimbangkan efektivitas, penerimaan, kelayakan, dan kebutuhan sumber daya di berbagai aspek.

Pedoman tersebut menyoroti kesenjangan penelitian, dan mengakui bahwa mengakses layanan PrEP saat ini merupakan tantangan bagi sebagian orang.

“Masyarakat harus dilibatkan dalam mengembangkan dan memberikan layanan pencegahan HIV yang efektif, dapat diterima, dan mendukung pilihan,” papar WHO.

Baca juga: Obat Kanker Berpotensi untuk Mengobati HIV, Studi Jelaskan

Akses obat HIV untuk negara berkembang

Sementara ini, WHO menyatakan bahwa produsen terpilih akan dapat mengembangkan, memproduksi, dan memasok versi generik cabotegravir dengan biaya lebih murah, sejalan dengan kesepakatan yang dicapai dengan perusahaan farmasi ViiV Healthcare (ViiV) badan PBB UNITAID yang diumumkan pada hari Jumat.

Juru Bicara UNITAID, Hervé Verhoosel mengungkapkan, the Medicines Patent Pool, sebuah struktur yang sebagian besar didanai oleh UNITAID, telah mencapai kesepakatan lisensi sukarela untuk paten berkaitan dengan Cabotegravir, bentuk injeksi pencegahan HIV, atau PrEP, hingga formulasi generik produk di negara yang paling kurang berkembang, negara-negara berpenghasilan rendah, menengah-bawah dan Afrika sub-Sahara.

“Di 90 negara yang kita bicarakan, 80 negara bebas royalti, artinya ViiV tidak akan meminta royalti pada produk dan untuk 10 negara tersebut, ViiV meminta royalti yang lebih kecil dari biasanya," jelas Verhoosel.

Kesepakatan itu muncul setelah diskusi yang dipimpin UNITAID dimulai pada Mei tahun ini dengan ViiV, anak perusahaan raksasa farmasi GlaxoSmithkline, tujuh bulan sejak cabotegravir LA menerima persetujuan.

Tetapi proses pemilihan perusahaan yang akan mengembangkan, memproduksi dan memasok versi generik dari cabotegravir akan memakan waktu lebih lama.

“Produk ini tidak akan ada untuk semua orang, itu yang pertama untuk orang-orang yang paling berisiko,” ujarnya.

Menurut UNITAID, kesepakatan itu menawarkan kemungkinan membuat obat profilaksis suntik tersedia di 90 negara, di mana lebih dari 70 persen dari semua infeksi HIV baru terjadi pada 2020.

Baca juga: Hari HIV/AIDS Sedunia, Mengenal Apa Itu Obat PrEP HIV dan Kegunaannya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com