Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikan Berpenampilan Jelek Paling Terancam Punah, Apa Sebabnya?

Kompas.com - 21/06/2022, 18:02 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Sebuah studi mengungkapkan bahwa ikan 'berpenampilan jelek' atau tidak menarik ternyata spesies paling terancam punah.

Dalam sebuah film dokumenter seperti Blue Planet menggambarkan variasi kehidupan yang luar biasa di lautan, mulai dari ragam warna hingga bentuk makhluk yang hidup di sana.

Namun ternyata ada sesuatu yang menarik ketika mulai membicarakan upaya konservasi.

Studi yang dilakukan oleh tim peneliti internasional menemukan, ikan dengan penampilan yang tak menarik ternyata paling membutuhkan dukungan konservasi.

Pasalnya, spesies ikan dengan warna yang menjemukan dan tubuh tak menarik secara estetika itu justru menjadi ikan yang paling terancam punah.

Mengutip Science Focus, Selasa (21/6/2022) ikan berpenampilan jelek terancam punah ini rupanya memiliki sifat unik yang membuat mereka memiliki peran penting secara ekologis.

Baca juga: Fakta Ikan Sheepshead, Ikan Unik dengan Gigi Mirip Manusia

Namun sayangnya spesies ikan berpenampilan jelek tak hanya terancam punah, tetapi juga lebih berisiko dieksploitasi oleh industri perikanan.

Hilangnya mereka dari ekosistem tentunya akan berdampak besar pada keanekaragaman hayati terumbu Bumi.

Dalam studi ini, peneliti mencoba mengurutkan spesies ikan karang berdasarkan keindahannya penampilan fisiknya.

Para ahli ekologi pertama-tama meminta publik untuk memutuskan ikan mana yang paling indah dari 30 pasang gambar yang berbeda.

Dari sana, tim kemudian mengembangkan algoritma yang dapat mengidentifikasi atribut ikan yang menarik lalu memberi peringkat lebih dari 4000 gambar ikan.

"Spesies ikan yang cerah dan berwarna-warni dengan tubuh bulat cenderung dinilai sebagai ikan yang paling cantik," kata Nicolas Mouquet, rekan penulis studi ikan berpenampilan jelek paling terancam punah dari University of Montpellier, Perancis.

Baca juga: Ikan Anglerfish Menggigit Perut Betina dan Menempel seperti Parasit Saat Kawin

Sementara untuk ikan yang dianggap tak menarik adalah spesies dengan warna menjemukan dan tubuh memanjang.

Termasuk di dalamnya yang ditentukan dari studi adalah bluefish (Pomatomus saltatrix), Bocaccio rockfish (Sebastes paucispinis) dan steenbra putih (Lithognathus lithognathus).

"Ketiga ikan ini termasuk dalam spesies yang kurang cantik dalam dataset kami dan mereka terancam karena kepentingan komersial. Itu artinya sering kali mereka dieksploitasi secara berlebihan," papar Mouquet.

Sementara itu untuk menentukan peran ekologis dari spesies yang berbeda, tim peneliti membandingkan ciri-ciri ikan untuk menentukan seberapa unik mereka.

Hal-hal seperti ukuran tubuh, habitat, makanan, dan suhu yang disukai semuanya dipertimbangkan.

Baca juga: Ikan Pari Manta, Ikan Pari Terbesar di Dunia yang Terancam Punah

Hasilnya peneliti menemukan bahwa spesies yang dianggap tak menarik seringkali lebih penting secara ekologis.

Selain itu peneliti mengungkap pula bahwa daya tarik hewan dari penampilan fisiknya dapat memengaruhi upaya konservasi.

"Bias estetika juga memengaruhi penelitian ilmiah. Contohnya saja orang tertarik untuk mempelajari ikan karang berwarna cerah," kata peneliti.

Harapannya dengan membuat sadar akan dampak bias penampilan hewan ini akhirnya dapat membuat lebih banyak lagi penelitian serta konservasi terhadap spesies lain yang tak terlalu menarik namun penting secara ekologis.

Baca juga: Mengenal Ikan Gurame, Habitat hingga Kebiasaan Makannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com