Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Subvarian Covid-19 Omicron Terdeteksi di Malaysia

Kompas.com - 11/06/2022, 17:02 WIB
Mela Arnani,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dua subvarian Covid-19 Omicron yang sangat menular telah terdeteksi di Malaysia. Hal tersebut disampaikan secara resmi oleh Menteri Kesehatan Malaysia Khairy Jamaluddin pada 9 Juni lalu.

Adapun penemuannya yaitu dua kasus dengan subvarian BA.5 dan satu kasus subvarian BA.2.12.1.

Tercatat, subvarian ini telah dikategorikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai garis keturunan yang dipantau di bawah varian Omicron.

“Sejauh ini faktor risikonya tetap sama,” ujar Khairy seperti dikutip dari CNA, Sabtu (11/6/2022).

Untuk diketahui, kedua varian dilaporkan lebih menular dibandingkan virus corona strain asli.

Baca juga: Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 Diidentifikasi di Indonesia, Ini Antisipasi Kemenkes

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), subvarian Covid-19 Omicron BA.2 dan subvarian BA.2.12.1 diperkirakan membentuk lebih dari 90 persen varian Covid-19 di wilayahnya pada April lalu.

Lebih lanjut, varian BA.5 pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan dan menjadi strain dominan di sana.

Subvarian Omicron ini sering dibahas bersama dengan subvarian BA.4 dikarenakan kesamaan genetiknya.

Dengan penemuan kasus subvarian Covid-19 Omicron ini, pemerintah terus mengkampayekan progam vaksinasi Covid-19 di Malaysia.

Baca juga: Subvarian Omicron BA.2 Berisiko Sebabkan Infeksi Lebih Parah pada Anak, Studi Jelaskan

Ilustrasi Omicron siluman, subvarian BA.1, subvarian BA.2, subvarian BA.3, subvarian Omicron.freepik Ilustrasi Omicron siluman, subvarian BA.1, subvarian BA.2, subvarian BA.3, subvarian Omicron.

Subvarian Covid-19 BA.4, BA.5, dan BA.2.12.1

Dituliskan laman NBC Chicago, varian BA.5 telah mewakili 7,6 persen kasus di Amerika Serikat, sedangkan BA.2.12.1 menjadi mayoritas kasus di seluruh AS, Illinois, dan Chicago.

Selain lebih menular dibandingkan varian sebelumnya, para ilmuwan melacak mutasi pada BA.4 dn BA.5 yang dapat membantunya menghindari kekebalan dan menyebabkan infeksi ulang.

Mutasi varian delta memungkinkan subvarian BA.2.12.1 untuk menghindari kekebalan yang sudah ada sebelumnya dari vaksinasi maupun riwayat infeksi.

Perubahan genetik pada BA.4 dan BA.5 memiliki mutasi yang persis sama dengan varian delta, sedangkan BA.2.12.1 mempunyai mutasi yang hampir identik.

Baca juga: WHO Lacak Subvarian Baru Omicron BA.4 dan BA.5, Seperti Apa Karakteristiknya?

Kendati begitu, masih terlalu dini menyimpulkan sebuah gejala spesifik yang terkait dengannya atau kemungkinan menyebabkan gejala yang bertahan lebih lama.

“Saat ini kami tidak melihat subvarian tersebut menghasilkan gejala Covid-19 panjang yang lebih banyak atau berbeda,” ujar Komisaris Departemen Kesehatan Masyarakat Chicago Dr. Allison Arwady.

Menurut para ahli, sebagian besar gejala subvarian baru-baru ini sama dengan jenis Covid-19 lainnya termasuk hidung tersumbat, nyeri tubuh, sakit tenggorokan, bersin, sakit kepala, batuk, kelelahan, dan lainnya.

Baca juga: Subvarian BA.3 Cucu Omicron Miliki Lebih Sedikit Mutasi, Kenali Gejala dan Keparahannya Sama

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com