Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Subvarian Omicron BA.2 Berisiko Sebabkan Infeksi Lebih Parah pada Anak, Studi Jelaskan

Kompas.com - 28/03/2022, 18:02 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber CNN

KOMPAS.com - Subvarian BA.2 yang dijuluki Omicron siluman, disebut berisiko meningkatkan penyakit lebih parah pada anak-anak. Hal itu diungkapkan studi pra-cetak di Hong Kong yang menemukan Omicron BA.2 diduga lebih berbahaya jika menginfeksi anak, daripada varian virus corona lainnya ataupun influenza.

Studi yang dilakukan tim dari University of Hong Kong tersebut, membandingkan data milik pasien anak yang dirawat di rumah sakit akibat infeksi varian sebelumnya, dengan subvarian BA.2. Para peneliti memakai data dari periode Januari 2020 hingga November 2021.

Mereka juga menggunakan data pasien anak yang dirawat di rumah sakit akibat infeksi parainfluenza serta influenza antara Januari 2015 hingga Desember 2018.

Pada Februari 2022, yakni puncak gelombang Omicron Hong Kong tercatat sebagian besar infeksi disebabkan oleh subvarian BA.2, di mana sebanyak 1.147 anak dirawat di rumah sakit, dan empat di antaranya meninggal dunia.

Anak-anak yang meninggal dunia berusia 11 bulan, 3 tahun, 4 tahun, dan 9 tahun. Studi ini menyebutkan, anak berusia 9 tahun yang meninggal diketahui mengalami distrofi atau kelelahan otot.

Baca juga: WHO: Subvarian Omicron BA.2 yang Dikenal Varian Siluman Masuk Variant of Concern, Masyarakat Harus Waspada

Sedangkan, tiga anak lain dengan infeksi subvarian Omicron BA.2 sebelumnya dalam kondisi yang baik. Akan tetapi, keempat pasien anak itu tidak ada yang divaksinasi Covid-19.

Para peneliti mengatakan bahwa kasus ini adalah kematian pertama pada anak-anak di Hong Kong akibat Covid-19 selama pandemi.

Dilansir dari CNN, Jumat (25/3/2022) saat tim peneliti membandingkan tingkat kematian, mereka menemukan anak-anak yang dirawat di rumah sakit akibat infeksi BA.2 berisiko meninggal, tujuh kali lebih tinggi dibandingkan karena flu.

Mereka pun menduga kemungkinan kasus kematian pada anak dengan BA.2 enam kali lipat lebih besar dibandingkan parainfluenza.

Selain itu, potensi anak-anak harus dirawat di ICU pediatrik 18 kali lebih tinggi untuk kasus subvarian BA.2 dibandingkan dengan varian virus corona lainnya.

 

Selama varian virus sebelumnya mendominasi di Hong Kong tidak ada kasus kejang demam pada pasien anak. Namun, studi menyebut infeksi parah subvarian BA.2 pada anak telah dilaporkan terjadi di negara ini. 

Baca juga: Subvarian BA.2 Omicron Meningkat, Studi Ungkap Tanda-tanda Keparahan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com