KOMPAS.com - Sebuah penelitian menemukan bahan kimia yang terkandung dalam brokoli dan sayuran lain kemungkinan menawarkan pendekatan yang menjanjikan untuk mencegah dan mengobati infeksi virus Covid-19 dengan menghambat replikasi virus.
Dituliskan, sejumlah senyawa di brokoli dapat mengurangi pertumbuhan SARS-CoV-2 pada sel mamalia dan tikus.
Para peneliti di Johns Hopkins Children’s Center di Baltimore menemukan bahwa sulforaphane, bahan kimia atau fitokimia yang berasal dari tumbuhan yang ditemukan dalam brokoli dan tanaman silangan lainnya, dapat menghambat replikasi virus corona yang menyebabkan infeksi Covid-19 dan beberapa virus corona flu biasa.
Adapun hasil dari penelitian senyawa brokoli ini telah diterbitkan dalam jurnal Nature Communications Biology pada 18 Maret lalu.
Penelitian ini juga menunjukkan bukti yang menjanjikan setelah menggabungkan sulforaphane dalam jumlah yang lebih kecil dengan remdesivir, obat antivirus yang digunakan untuk mengobati beberapa pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit.
Para peneliti mengatakan, sulforaphane yang terkandung pada brokoli telah ditemukan memiliki efek anti-kanker. Tapi, masyarakat tidak boleh terburu-buru untuk membeli suplemen sulforaphane, dikarenakan kurangnya peraturan dan perlunya penelitian pada manusia untuk membuktikan kemanjuran bahan kimia tersebut.
Baca juga: 6 Manfaat Brokoli, Sayur yang Termasuk Super Food
Penulis berencana untuk melakukan penelitian pada manusia untuk membuktikan kemanjuran sulforaphane, bahan kimia pada brokoli, untuk pencegahan atau mengobat infeksi virus corona penyebab Covid-19.
“Meskipun pengenalan vaksin dan obat lain yang dapat memiliki efek samping, agen antivirus yang efektif masih diperlukan untuk mencegah dan mengobati Covid-19. Terutama mengingat potensi efek varian virus corona baru yang muncul dalam populasi,” ujar ahli mikrobiologi Children’s Center Lori Jones-Brando, sekaligus asisten profesor pediatri di Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins seperti dikutip dari CTV News, Senin (28/3/2022).
“Sulforaphane bisa menjadi pengobatan yang menjanjikan, lebih rumah, aman, dan tersedia secara komersial,” lanjut dia.
Para peneliti menggunakan sulforaphane sintetis yang dimurnikan, bersumber dari pemasok bahan kimia komersial dan memaparkannya ke sel selama satu hingga dua jam sebelum menginfeksi sel mamalia dan tikus dengan virus corona SARS-CoV-2 dan virus flu biasa HCoV-OC43.
Hasil studi Covid-19 ini menemukan bahwa konsentrasi mikromolar sulforaphane pada brokoli yang rendah berkisar antara 2,4-31 mikromolar, mengurangi replikasi enam strain virus SARS-CoV-2 hingga setengahnya. Artinya, senyawa brokoli hambat replikasi virus Covid-19, termasuk varian Delta dan Omicron, serta virus corona flu biasa, hasil serupa diamati pada sel yang sebelumnya terinfeksi virus.
Baca juga: Brokoli Bisa Turunkan Asam Urat Tinggi, Benarkah?
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.