Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muka Tanah di Pesisir Kota Semarang Menurun, Apa Penyebabnya? Ini Kata Pakar

Kompas.com - 02/06/2022, 20:15 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

 

Kepala Lembaga Riset Kebencanaan IA-ITB Heri Andreas mengatakan, banjir rob diperparah oleh terjadinya gelombang tinggi dan jebolnya tanggul di beberapa tempat.

"Laju atau kecepatan penurunan tanah di Semarang, Pekalongan, dan Demak saat ini ada yang mencapai 10 hingga 20 sentimeter per tahun. Ini merupakan laju tercepat yang tercatat di dunia," terangnya.

Studi tahun 2020 menyebut, saat ini wilayah pelabuhan sekitar Semarang mengalami penurunan 2 hingga 9,8 cm per tahun.

Baca juga: Banjir Rob Berpotensi Terjadi Kembali, Ini 4 Faktor Pemicunya

Sementara, BRIN tahun 2021 lalu memproyeksikan laju amblesan wilayah tersebut di antaranya:

Pertama, dengan asumsi kondisi muka air tanah dan beban saat ini amblesan akan berhenti total sekitar 300 tahun lagi.

Kedua, bila kondisi muka air tanah semakin menurun, beban bangunan meningkat, maka laju amblesan tanah diperkirakan akan meningkat.

Ketiga, perbaikan kondisi muka air tanah (tidak ada penurunan muka air tanah lagi) akan mengurangi laju amblesan dan area terdampak.

Kemudian, konservasi air tanah, yakni dengan mengurangi jumlah dan produksi sumur air tanah, dinilai akan mengurangi laju amblesan hingga 59 persen dan area terdampak sebesar 76 persen.

Solusi penanganan penurunan muka tanah di Kota Semarang

Dwi membeberkan ada dua solusi untuk menangani penurunan muka tanah di pesisir Kota Semarang, yakni solusi jangka pendek dan jangka panjang.

Adapun solusi jangka pendek dari kondisi tersebut adalah membangun struktur penahan banjir rob seperti tanggul, serta pump and polder system.

Sedangkan solusi jangka panjang ialah konservasi air tanah, dan artificial recharge air tanah dalam.

"Konservasi air tanah berupa zonasi pengambilan air tanah sudah dituangkan dalam zonasi konservasi air tanah yang disusun oleh Badan Geologi. Ada zona merah, zona kuning, zona resapan dan sebagainya," tutur Dwi.

Kendati demikian, dirinya mencatat perbaikan kondisi air tanah tidak serta-merta menghentikan proses amblesan tanah, tetapi membantu memperlambat laju amblesannya.

Baca juga: Penurunan Muka Tanah Ancam 19 Persen Populasi Bumi pada 2040

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com