Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amerika Serikat Akan Vaksinasi Kelompok Berisiko untuk Cegah Cacar Monyet

Kompas.com - 25/05/2022, 11:03 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber CNN

 

McQuiston menerangkan, bahwa cacar monyet adalah penyakit yang disebabkan karena infeksi virus monkeypox, bagian dari genus Orthopoxvirus. Adapun kasus infeksi diduga akan meningkat seiring dengan berjalannya waktu.

Maka dari itu, CDC sedang dalam tahap penyelidikan sampel di laboratorium terhadap semua kasus yang dicurigai merupakan cacar monyet. Mereka menggunakan pemeriksaan dengan PCR untuk memeriksa spesimen di laboratorium.

Urutan sampel yang dilakukan CDC dari kasus di Massachusetts berlangsung dalam waktu 48 jam, di mana para peneliti melihat kemiripan dengan kasus di Portugal.

"Proses ini sebelumnya memakan waktu hingga dua minggu, tetapi kami dapat merilisnya dalam dua hari karena kami merasa berbagi data kepada publik akan menjadi penting untuk dilakukan semua negara," tutur McQuiston.

"Sehingga kita semua dapat melakukannya dengan lebih baik, dan memahami bagaimana virus menyebar ke seluruh dunia," sambungnya.

Baca juga: Mengenal Penyakit Cacar Monyet, dari Gejala hingga Masa Inkubasinya

Penularan cacar monyet

Kepala Petugas Medis Pencegahan HIV CDC Dr John Brooks, menyatakan bahwa penyakit cacar monyet tidak menyebar melalui hubungan seks, melainkan kontak yang terjadi saat itu tejadi.

Artinya, seseorang yang sudah terpapar virus cacar monyet dapat menularkan melalui kontak langsung, ataupun melalui benda yang terkontaminasi.

"Siapa pun, dapat mengembangkan (dan) menyebarkan infeksi cacar monyet, tetapi banyak dari mereka yang terkena wabah global saat ini yang diidentifikasi sebagai pria gay dan biseksual," imbuhnya.

"Meskipun mereka mungkin memiliki peluang lebih besar terkena cacar monyet saat ini, itu tidak berarti risikonya terbatas hanya pada komunitas gay dan biseksual," lanjut Brooks. 

Dalam beberapa kasus, penyakit ini telah menyebabkan lesi di anus atau genital yang terlihat seperti penyakit herpes, cacar air atau sifilis.

Maka, seseorang yang mengalami lesi atau ruam di sekitar alat kelamin ataupun anus yang belum pernah ada sebelumnya perlu melakukan pemeriksaan.

Sebagai informasi, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya mengumumkan sebanyak 92 kasus terkonfirmasi dan 28 kasus lainnya merupakan suspek cacar monyet. Kasus itu dilaporkan oleh 12 negara hingga Sabtu, 21 Mei 2022.

Adapun negara yang melaporkan cacar monyet itu antara lain:

  1. Australia
  2. Belgia
  3. Kanada
  4. Perancis
  5. Jerman
  6. Italia
  7. Belanda
  8. Portugal
  9. Spanyol
  10. Swedia
  11. Inggris
  12. Amerika Serikat

WHO menyebut belum ada kasus kematian akibat penyakit cacar monyet. Selain itu, kasus yang dilaporkan tidak memiliki riwayat perjalanan ke daerah endemik virus.

Baca juga: Indonesia Belum Berlakukan Karantina bagi Pelaku Perjalanan dari Negara dengan Cacar Monyet

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com