Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Amerika Serikat Akan Vaksinasi Kelompok Berisiko untuk Cegah Cacar Monyet

KOMPAS.com - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), menyebut akan menyuntikkan vaksin cacar pada kelompok berisiko di negaranya.

Pejabat kesehatan Amerika Serikat pun, sedang dalam proses merilis beberapa dosis vaksin Jynneos untuk digunakan pada kasus cacar monyet.

Vaksin Jynneos yang rencananya akan disuntikkan untuk mencegah cacar monyet, merupakan jenis vaksin cacar produksi perusahaan Bavarian Nordic.

Hal itu dilakukan sebagai bentuk pencegahan terhadap penularan cacar monyet, yang saat ini sudah diidentifikasi di sejumlah negara termasuk Amerika Serikat.

"Saya menyampaikan bahwa telah ada permintaan pemberian vaksin Jynneos dari National Stockpile untuk beberapa kontak berisiko tinggi dari beberapa pasien," ujar Wakil Direktur di Division of High Consequence Pathogens and Pathology CDC, Dr Jennifer McQuiston.

Lebih lanjut, McQuiston berkata, bahwa ada lebih dari 1.000 dosis vaksin yang telah diizinkan penggunaannya sejak tahun 2019.

Persediaan vaksin diperkirakan dapat meningkat, setidaknya dalam beberapa pekan mendatang. Sementara, vaksin ini akan diberikan kepada orang berisiko tinggi yang berusia 18 tahun ke atas.

Di samping itu, ada pula vaksin cacar lain di Amerika Serikat yakni vaksin ACAM2000, yang menurut CDC dapat digunakan untuk mencegah cacar monyet. Untuk vaksin tersebut, negaranya memiliki lebih dari 100 juta dosis.

"ACAM2000 adalah vaksin cacar generasi lama yang memiliki beberapa potensi efek samping yang signifikan. Jadi keputusan untuk menggunakannya secara luas harus melalui diskusi terlebih dahulu," jelas McQuiston.

Nantinya, vaksin akan diberikan kepada orang yang pernah berkontak dengan pasien cacar monyet seperti petugas kesehatan, orang yang melakukan kontak fisik dekat, dan mereka yang mungkin berisiko tinggi terkena penyakit parah akibat infeksi.

Dilansir dari CNN, Senin (23/5/2022) hingga saat ini sudah ada satu kasus monkeypox atau cacar monyet, yang dikonfirmasi di negara tersebut.

Penyakit cacar monyet dialami oleh pria asal Massachusetts, Amerika Serikat. Sedangkan, empat kasus lainnya masih diselidiki di mana pasien berasal dari New York, Florida dan Utah.


McQuiston menerangkan, bahwa cacar monyet adalah penyakit yang disebabkan karena infeksi virus monkeypox, bagian dari genus Orthopoxvirus. Adapun kasus infeksi diduga akan meningkat seiring dengan berjalannya waktu.

Maka dari itu, CDC sedang dalam tahap penyelidikan sampel di laboratorium terhadap semua kasus yang dicurigai merupakan cacar monyet. Mereka menggunakan pemeriksaan dengan PCR untuk memeriksa spesimen di laboratorium.

Urutan sampel yang dilakukan CDC dari kasus di Massachusetts berlangsung dalam waktu 48 jam, di mana para peneliti melihat kemiripan dengan kasus di Portugal.

"Proses ini sebelumnya memakan waktu hingga dua minggu, tetapi kami dapat merilisnya dalam dua hari karena kami merasa berbagi data kepada publik akan menjadi penting untuk dilakukan semua negara," tutur McQuiston.

"Sehingga kita semua dapat melakukannya dengan lebih baik, dan memahami bagaimana virus menyebar ke seluruh dunia," sambungnya.

Penularan cacar monyet

Kepala Petugas Medis Pencegahan HIV CDC Dr John Brooks, menyatakan bahwa penyakit cacar monyet tidak menyebar melalui hubungan seks, melainkan kontak yang terjadi saat itu tejadi.

Artinya, seseorang yang sudah terpapar virus cacar monyet dapat menularkan melalui kontak langsung, ataupun melalui benda yang terkontaminasi.

"Siapa pun, dapat mengembangkan (dan) menyebarkan infeksi cacar monyet, tetapi banyak dari mereka yang terkena wabah global saat ini yang diidentifikasi sebagai pria gay dan biseksual," imbuhnya.

"Meskipun mereka mungkin memiliki peluang lebih besar terkena cacar monyet saat ini, itu tidak berarti risikonya terbatas hanya pada komunitas gay dan biseksual," lanjut Brooks. 

Dalam beberapa kasus, penyakit ini telah menyebabkan lesi di anus atau genital yang terlihat seperti penyakit herpes, cacar air atau sifilis.

Maka, seseorang yang mengalami lesi atau ruam di sekitar alat kelamin ataupun anus yang belum pernah ada sebelumnya perlu melakukan pemeriksaan.

Sebagai informasi, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya mengumumkan sebanyak 92 kasus terkonfirmasi dan 28 kasus lainnya merupakan suspek cacar monyet. Kasus itu dilaporkan oleh 12 negara hingga Sabtu, 21 Mei 2022.

Adapun negara yang melaporkan cacar monyet itu antara lain:

  1. Australia
  2. Belgia
  3. Kanada
  4. Perancis
  5. Jerman
  6. Italia
  7. Belanda
  8. Portugal
  9. Spanyol
  10. Swedia
  11. Inggris
  12. Amerika Serikat

WHO menyebut belum ada kasus kematian akibat penyakit cacar monyet. Selain itu, kasus yang dilaporkan tidak memiliki riwayat perjalanan ke daerah endemik virus.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/05/25/110300723/amerika-serikat-akan-vaksinasi-kelompok-berisiko-untuk-cegah-cacar-monyet

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke