Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/05/2022, 08:00 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Indonesia sedang menaruh perhatian besar pada hepatitis akut misterius. Pasalnya, sejauh ini sudah ada 14 kasus dugaan hepatitis akut di Indonesia dengan enam di antaranya meninggal dunia.

Berdasarkan keterangan Kementerian Kesehatan dan WHO, sampai saat ini belum ada pernyataan tegas mengenai jumlah kasus positif atau terkonfirmasi hepatitis akut di Indonesia, melainkan hanya dugaan saja.

Hal ini karena Kemenkes melakukan pendefinisian atau klasifikasi untuk penyakit hepatitis sesuai dengan istilah yang digunakan oleh WHO, ujar Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr Mohammad Syahril Sp.P, MPH.

Menurut Syahril, definisi kasus hepatitis tidak jauh berbeda dengan kasus Covid-19 yang saat itu menggunakan suspek, orang tanpa gejala (OTG) sampai konfirmasi kasus.

Baca juga: Covid-19 Diduga Jadi Pemicu Hepatitis Akut Misterius pada Anak, Studi Jelaskan

“Sama dengan dulu kasus Covid-19, ada yang suspek, ada yang OTG, dan lain-lain sampai konfirmasi. Nah pada kasus hepatitis pun seperti itu,” jelasnya dalam konferensi pers, Rabu (18/5/2022).

Secara total, ada lima klasifikasi tingkatan kasus hepatitis akut misterius menurut WHO dan Kemenkes.

1. Konfirmasi positif

Klasifikasi atau definisi konfirmasi kasus adalah mereka yang dinyatakan benar-benar terinfeksi hepatitis akut dengan penyebab yang diketahui.

Namun, hingga saat ini belum ada kasus yang disebut dengan konfirmasi positif oleh WHO karena sedang dalam penelitian.

2. Probable

Klasifikasi berikutnya dalah probable atau dugaan. Dugaan diberikan kepada pasien dengan hepatitis akut (virus non hepatitis A-E).

Mereka yang berada dalam kategori ini menunjukkan hasil pemeriksaan laboratorium yang ditandai dengan tidak adanya virus hepatitis A sampai E, tetapi Serum Glutamin Oxaloacetic Transaminase (SGOT) dan Serum glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) di atas 500 internasional unit per liter (IU/L), dan berusia di bawah 16 tahun.

“Untuk kasus ini, pasien tidak terdeteksi hepatitis (A-E) maka dia salah satu dugaan hepatitis yang belum diketahui penyebabnya, namun hasil laboratorium SGOT atau SGPT di atas 500 IU/L,” jelasnya.

Baca juga: Sampel Dugaan Hepatitis Akut Misterius Akan Diperiksa dengan WGS, Ini Kata Kemenkes

3. Epi-Linked

Epi-Linked adalah mereka yang menderita hepatitis akut (virus non hepatitis A-E), tetapi berusia 17 tahun ke atas dan memiliki kontak erat dengan pasien probable, yakni pasien anak dengan gejala hepatitis akut.

4. Pending Classification

Klasifikasi berikutnya adalah pending classification atau sedang menunggu hasil pemeriksaan laboratorium untuk hepatitis A sampai E.

Namun, dalam masa menunggu hasil pemeriksaan lab ini, pasien sudah memiliki hasil tinggi SGOT maupun SGPT yakni di atas 500 IU/L, dengan usia di bawah 16 tahun.

5. Discarded

Lebih lanjut, Syahril menjelaskan, ketika ada pasien yang ternyata tidak tergolong ke dalam semua definisi kasus di atas, maka itu didefinisikan sebagai discarded.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com