KOMPAS.com - Seperti semua reptil, buaya bernapas dengan paru-paru bukan dengan insang.
Paru-paru adalah hasil evolusi untuk masalah respirasi yang dihadapi oleh bentuk kehidupan pertama yang lebih rendah, yang secara tentatif merayap keluar dari air, untuk akhirnya hidup di darat.
Dilansir dari Animals Mom, seekor buaya dapat menyelam di bawah permukaan air dan menahan napas untuk waktu yang lama.
Semakin kecil ukuran buaya, semakin sedikit waktu yang bisa ia habiskan di bawah air.
Selama penyelaman sukarela, seperti saat berburu di bawah air, buaya dapat tetap menyelam selama 10 hingga 15 menit.
Baca juga: Reptil di Dunia Terancam Punah, Buaya dan Kura-kura Paling Rentan Hadapi Kepunahan
Jika ada ancaman yang dirasakan yang mendorongnya untuk bersembunyi, buaya bisa berada di bawah air mungkin 30 menit atau lebih lama.
Dalam situasi darurat yang, kebanyakan buaya dapat tinggal di bawah air hingga dua jam.
Selama penyelaman ekstrem seperti itu, detak jantung bisa turun drastis menjadi hanya dua atau tiga detak setiap menit sebagai upaya untuk menghemat oksigen.
Dilansir dari National Geographic, otot-otot yang sama, yang membantu buaya berenang, juga memungkinkannya untuk bernapas.
Saat buaya menarik napas, otot interkostal eksternal, yang menghubungkan tulang rusuknya, mengayunkannya ke luar dan ke depan untuk menampung udara ekstra.
Baca juga: Bertemu Buaya, Apa yang Harus Dilakukan untuk Menyelamatkan Diri?
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.