Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vaksin Kanker Serviks Selain Sasaran Berbayar, Ini Kata Kemenkes

Kompas.com - 20/04/2022, 13:01 WIB
Mela Arnani,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Vaksin kanker serviks atau vaksin HPV (human papilloma virus) telah dimasukkan ke dalam vaksin wajib program nasional. Kendati vaksin untuk imunisasi wajib pada anak ini diberikan gratis, namun vaksin tersebut juga dapat diperoleh mandiri.

Vaksin ini akan diberikan secara gratis melalui kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) kepada anak kelas 5 dan 6 sekolah dasar (SD)/MI/sederajat.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, vaksin kanker serviks ini akan disampaikan melalui sekolah setiap tahunnya pada bulan Agustus.

“Kalau anak kelas 5 dan 6 akan (diberikan) melalui sekolah,” kata Nadia saat dihubungi Kompas.com, Rabu (20/4/2022).

Vaksin akan disuntikkan dua kali berjarak satu tahun, dengan dosis pertama diberikan saat kelas 5 dan dosis kedua diberikan ketika kelas 6.

Baca juga: Mengenal Vaksin HPV untuk Cegah Kanker Serviks, Cara Kerja hingga Efek Sampingnya

Vaksin kanker serviks secara mandiri

Nadia menegaskan, selain dua kelompok sasaran tersebut, maka dapat melakukan vaksin kanker serviks atau vaksin HPV secara mandiri alias tidak ditanggung pemerintah.

“Iya (di luar dua kelompok ini secara mandiri),” papar dia.

Adapun vaksinasi HPV yang tidak ditanggung pemerintah dapat dilakukan di rumah sakit yang menyediakannya, dengan harga bervariasi.

Terkait pengaturan harga vaksinasi HPV, sejauh ini Kemenkes belum menetapkannya.

“Sampai saat ini masih dikaji (apakah Kemenkes akan memberikan batasan harga tertinggi),” jelas Nadia.

Baca juga: Bagaimana Mekanisme Pemberian Vaksin Kanker Serviks HPV Secara Gratis?

Vaksin kanker serviks

Imunisasi HPV menjadi pencegahan primer kanker serviks dengan tingkat keberhasilan dapat mencapai 100 persen jika diberikan sebanyak dua kali pada kelompok umur wanita naif atau wanita yang belum pernah terinfeksi HPV.

Vaksin ini akan semakin efektif jika diberikan pada populasi anak perempuan umur 9-13 tahun atau usia sekolah dasar.

Vaksin HPV pertama kali mendapatkan izin edar pada tahun 2006. Sejak itu, lebih dari 200 juta dosis vaksin HPV telah digunakan di seluruh dunia.

Berdasarkan pemantauan keamanan vaksin kanker serviks yang dilakukan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menemukan tidak ada masalah keamanan dari vaksin HPV.

Baca juga: Akan Jadi Vaksin Wajib, Ketahui Dosis dan Keefektifan Vaksin HPV Cegah Kanker Serviks

Mayoclinic menuliskan, ibu hamil atau orang yang sakit sedang dan parah, tidak dianjurkan untuk menerima vaksin HPV.

Adapun orang yang mempunyai alergi parah termasuk alergi ragi atau lateks, juga harus memberitahu dokter sebelum menerima vaksin kanker serviks.

Sementara itu, seseorang yang pernah mengalami reaksi alergi yang mengancam jiwa terhadap komponen apa pun dari vaksin atau dosis vaksin sebelumnya, maka tidak boleh mendapatkan vaksin HPV.

Efek samping vaksin kanker serviks tergolong ringan, yang paling umum meliputi rasa sakit, bengkak, atau kemerahan di sekitar tempat suntikan, mual, sakit kepala, muntah, dan kelelahan.

Pusing dan pingsan juga dapat ditemui tetapi jarang terjadi. Ini dapat diantisipasi dengan tetap duduk atau istirahat selama 15 menit setelah injeksi.

Baca juga: Satu Dosis Vaksin HPV Efektif Lindungi dari Virus Penyebab Kanker Serviks, Studi Jelaskan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com