KOMPAS.com - Kanker serviks adalah munculnya sel-sel yang tidak normal di leher rahim. Kanker serviks masih menjadi salah satu penyakit dengan angka kematian tinggi.
Menurut laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes), hampir 95 persen kanker serviks pada wanita disebabkan oleh virus HPV (human papilloma virus).
Infeksi HPV bisa terjadi pada perempuan di usia reproduksi. Infeksi ini dapat menetap, berkembang menjadi displasi, atau sembuh sempurna.
Terdapat dua golongan HPV, yaitu HPV berisiko tinggi atau HPV onkogenik (utamanya tipe 16, 18, dan 31, 33, 45, 52, 58) dan HPV risiko rendah atau HPV onkogenik (tipe 6, 11, 32, dan lainnya).
Adapun penyakit kanker serviks dapat dicegah dengan mendapatkan vaksin HPV. Apa itu?
Baca juga: Kanker Serviks: Gejala dan Waktu yang Tepat untuk Melakukan Skrining
Imunisasi HPV menjadi pencegahan primer kanker serviks dengan tingkat keberhasilan dapat mencapai 100 persen, jika diberikan sebanyak dua kali pada kelompok umur wanita naif (belum pernah berhubungan seksual) atau wanita yang belum pernah terinfeksi HPV.
Vaksin ini akan semakin efektif jika diberikan pada populasi anak perempuan umur 9-13 tahun atau usia sekolah dasar, yang belum melakukan aktivitas seksual.
Vaksin HPV pertama kali mendapatkan izin edar pada tahun 2006. Sejak itu, lebih dari 200 juta dosis vaksin HPV telah digunakan di seluruh dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan agar vaksin ini masuk dalam program imunisasi nasional.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) yang memantau keamanan pasca-lisensi sejak Juni 2006 hingga Maret 2013, menemukan tak ada masalah keamanan dari vaksin HPV.
Baca juga: Kapan Waktu Terbaik Lakukan Vaksinasi HPV untuk Cegah Kanker Serviks?
Melansir cancer.gov, vaksin HPV merangsang tubuh untuk memproduksi antibodi yang apabila ke depannya terdapat virusnya, akan mengikat virus dan mencegah infeksi sel.
Saat ini, vaksin HPV didasarkan pada partikel mirip virus (VLP) yang dibentuk oleh komponen permukaan HPV. VLP tidak menular karena tidak memiliki DNA virus.
Namun, VLP sangat mirip dengan virus alami, dan antibodi terhadap VLP juga memiliki aktivitas melawan virus alami.
VLP telah ditemukan sangat imunogenik, artinya menginduksi produksi antibodi tingkat tinggi oleh tubuh. Hal ini membuat vaksin sangat efektif.
Perlu digarisbawahi, vaksin tidak mencegah penyakit menular seksual lainnya, juga tidak dapat mengobati infeksi HPV yang ada atau penyakit yang disebabkan oleh HPV.
Baca juga: Satu Dosis Vaksin HPV Efektif Lindungi dari Virus Penyebab Kanker Serviks, Studi Jelaskan
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.