Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nyamuk Jantan Berkerumun dan Keluarkan Bau Sebelum Kawin

Kompas.com - 27/03/2022, 13:21 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Nyamuk adalah hewan penyebab berbagai penyakit berbahaya termasuk malaria, kaki gajah, hingga demam berdarah dengue (DBD).

Maka dari itu, nyamuk sering dianggap sebagai hama yang menganggu dan harus dibasmi lantaran perkembang biakannya yang cepat dan menghasilkan banyak anak nyamuk.

Terlebih, ketika memasuki musim hujan di mana banyak tempat yang bisa menjadi sarang bagi nyamuk untuk bertelur maupun hidup di sekitarnya.

Baca juga: Jadi Sumber Penyakit, Perlukah Membasmi Semua Nyamuk?

Dilansir dari Live Science, Senin (12/9/2016) setidaknya ada lebih dari 3.000 spesies nyamuk di seluruh dunia. Nyamuk jantan umumnya dapat hidup sekitar satu pekan, sedangkan nyamuk betina hingga sekitar 100 hari

Di daerah tropis, nyamuk berkembang biak sepanjang tahun, sementara di daerah beriklim sedang bergantung pada musim tertentu.

"Mengingat masa hidup mereka yang singkat, nyamuk memiliki apa yang kita sebut generasi yang tumpang tindih. Perkawinan bisa terjadi sepanjang musim tetapi dengan kelompok usia yang berbeda," ujar ahli entomologi di Cornell University Laura Harrington.

Berkaitan dengan proses perkembang biakannya, ternyata serangga berdengung ini memiliki cara unik sebelum kawin.

Untuk mengetahui bagaimana cara nyamuk kawin, kamasutra satwa kali ini akan membahasnya.

Nyamuk berkerumun dan berpacaran

Sama seperti hewan lainnya, nyamuk juga memiliki cara tersendiri untuk kawin. Spesies nyamuk tertentu akan menggunakan pendekatan secara berkelompok dengan kawanannya, agar bisa kawin, di mana nyamuk jantan akan berkerumun yang jika dilihat tampak seperti silinder.

Para ahli masih belum mengetahui bagaimana kawanan nyamuk bisa terbentuk, namun nyamuk cenderung berkumpul di satu tempat, misalnya di atas tanah kosong atau di atap rumah.

"Itu (cara nyamuk berkerumun untuk kawin) salah satu misteri biologi," tutur Harrington.

Ketika para betina terbang menuju kerumunan tersebut, pejantan dapat mengidentifikasi mereka berdasarkan frekuensi kepakan sayap yang lebih rendah. Sebab, frekuensi kepakan sayap nyamuk betina lebih rendah dibandingkan nyamuk jantan, sehingga mudah dikenali.

Baca juga: Hyena Betina Punya Organ Kelamin yang Memanjang seperti Penis Saat Kawin dan Melahirkan

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com