Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nyamuk Jantan Berkerumun dan Keluarkan Bau Sebelum Kawin

Kompas.com - 27/03/2022, 13:21 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

 

Cara ini pun digunakan spesies nyamuk yang tidak berkerumun saat kawin, dengan mengidentifikasi frekuensi sayap mereka. Sejauh ini, kata Harrington, nyamuk melakukan ritual "panggilan kawin" dengan menyelaraskan frekuensi sayap nyamuk dewasa yang lebih besar.

"Penanda kimia (feromon) mungkin juga penting untuk kawin, tetapi para peneliti belum menyelidiki sebanyak ini," imbuhnya.

Sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Nature Ecology & Evolution menemukan, bahwa pejantan melepaskan feromon agregasi atau bau, yang menarik betina ke kawanan agar meningkatkan peluang untuk kawin.

“Dalam kondisi semi-lapangan di Afrika Selatan, eksperimen menunjukkan bahwa campuran bau, menarik betina ke kawanan jantan dan meningkatkan keberhasilan kawin secara luar biasa di semua vektor malaria utama Afrika,” ungkap penulis studi Jacek Zawada dilansir dari Times Higher Education, Jumat (25/3/2022).

Baca juga: Memahami Cara Kawin Nyamuk Bisa Bantu Perangi Malaria

Feromon inilah yang digunakan para peneliti untuk mengendalikan populasi nyamuk, dan menekan penyakit yang disebabkannya.

Di sisi lain, Harrington mengatakan hanya satu spesies nyamuk yang diketahui aktif melakukan ritual pacaran. Misalnya, spesies nyamuk dari Amerika Selatan, Sabethes cyaneus, pejantan akan melambaikan struktur khusus di kaki mereka untuk membuat betina terkesan.

Adapun pada nyamuk jantan dalam genus Opifex, memanfaatkan kematangan betina yang sangat cepat. Mereka akan langsung mendekati nyamuk betina segera setelah keluar dari pupa untuk mengawininya.

Proses perkawinan nyamuk berlangsung sangat cepat, bahkan terkadang tidak lebih dari 15 detik. Nyamuk jantan memiliki struktur seperti penjepit disebut clasper di perut mereka, yang digunakan untuk mencengkeram betina.

Pada saat ini terjadi, organ reproduksi jantan (aedaegus) bergerak ke atas kemudian masuk ke vagina betina untuk inseminasi atau pembuahan.

Uniknya, cairan sperma nyamuk jantan mengandung sejumlah bahan kimia yang memiliki berbagai efek fisiologis pada betina, agar mendorongnya untuk bertelur maupun mengonsumsi lebih banyak darah.

Tidak seperti nyamuk jantan yang akan terus kawin sampai mati, kebanyakan nyamuk betina hanya kawin satu kali seumur hidupnya. Para betina menyimpan sperma untuk membuahi semua telur yang dihasilkan.

"Pada suhu 28 derajat Celsius, Anda bisa melihat satu kelompok telur setiap tujuh hari, dan beberapa nyamuk dapat bertelur 200 telur atau lebih dalam satu kelompok," jelas Harrington.

Baca juga: Punya Arus Listrik di Tubuhnya, Bagaimana Belut Listrik Kawin?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com