Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Pertama Deteksi Kehamilan Lumba-lumba Menggunakan Drone

Kompas.com - 18/03/2022, 18:02 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Studi yang dipublikasikan di Remote Sensing in Ecology and Conservation itu pun dapat mengarah pada terobosan dalam pemahaman ilmuwan tentang reproduksi lumba-lumba hidung botol.

"Menentukan status kehamilan spesies seperti lumba-lumba hidung botol sangat penting karena dapat memberikan informasi tentang kegagalan reproduksi yang selanjutnya dikaitkan dengan parameter lain, seperti usia dan kondisi lingkungan," kata Severine Methion, peneliti di Lembaga Penelitian Lumba-lumba Hidung Botol yang tak terlibat dalam studi.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan lima survei berbasis perahu yang dilakukan pada bulan Juli dan Agustus 2017.

Mereka sengaja memilih pertengahan musim panas karena mengetahui akan lebih banyak lumba-lumba hadir di Kawasan Konservasi Khusus Moray Firth.

Berhubung lumba-lumba hidung botol di daerah tersebut adalah populasi yang dilindungi, tim peneliti harus memiliki lisensi menerbangkan drone.

Baca juga: Perubahan Iklim Bikin Lumba-Lumba Kena Penyakit Misterius Mematikan

Selain itu, ketika berada di air bersama lumba-lumba, mereka hanya diberi waktu yang terbatas untuk mengumpulkan data kehamilan lumba-lumba yang diperlukan. Peneliti hanya bisa menghabiskan 20 jam per bulan untuk mengambil gambar.

Dari studi itu, tim mengidentifikasi 64 lumba-lumba hidung botol. Lalu menggunakan rasio lebar-panjang tubuh lumba-lumba, peneliti dengan tepat menentukan bahwa ada 14 lumba-lumba hamil.

Dengan keberhasilan ini, peneliti pun berencana untuk melakukan survei kembali pada Juli dan Agustus tahun ini.

Studi reguler populasi lumba-lumba ini dapat memberi mereka gambaran yang lebih akurat tentang perkembangan kehamilan dan faktor lingkungan seperti suhu air dan ketersedian mangsa yang mungkin memengaruhi angka kelahiran.

“Jika kita bisa melakukan ini lebih sering. Kita mungkin dapat melihat apakah kegagalan kehamilan akibat penurunan mangsa, atau peningkatan gangguan, atau hal lainnya. Harapannya, kita bisa melakukan sesuatu sebelum terlambat, ” papar ahli biologi dan ekologi kelautan Barbara Cheney yang terlibat dalam studi.

Baca juga: Serba-serbi Hewan: Setiap Lumba-lumba Punya Nama, Mirip Manusia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com