Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Ungkap 37 Persen Pasien Covid-19 Alami Kehilangan Indera Perasa

Kompas.com - 17/02/2022, 20:30 WIB
Mela Arnani,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hilangnya indera perasa bersamaan dengan indera penciuman telah sering kali dilaporkan oleh pasien Covid-19 sejak awal pandemi. Namun, para ilmuwan skeptis karena kedua indera ini mempunyai keterkaitan yang erat, dan kehilangan indera perasa relatif jarang terjadi sebelum pandemi.

Melansir WebMD, Rabu (16/2/2022); sebuah studi baru yang dilakukan oleh lembaga penelitian nirlaba di Philadelphia, Monell Chemical Senses Center, menemukan bahwa kehilangan indera perasa memang benar-benar terjadi pada pasien Covid-19, dan bahkan dialami oleh sekitar 37 persen atau empat dari setiap 10 orang pasien Covid-19.

Adapun disfungsi rasa dapat berupa kehilangan rasa secara total, sebagian rasa dan distorsi rasa.

“Sudah waktunya untuk beralih ke lidah. Mempelajari mengapa rasa terpengaruh dan untuk memulai tentang cara membalikkan atau memperbaiki kehilangan,” ujar salah satu penulis laporan, Mackenzie Hannum, PhD.

Baca juga: 3 Gejala Baru yang Dilaporkan Pasien Omicron, Apa Saja?

Penelitian

Studi ini dilakukan dengan melihat data dari sekitar 138.785 pasien berusia 18-65 tahun dari 241 penelitian yang menilai kehilangan rasa.

Data-data tersebut diterbitkan dalam waktu lebih dari satu tahun, yaitu pada 15 Mei 2020-1 Juni 2021.

Dari pasien-pasien ini, sebanyak 32.918 orang mengaku mengalami beberapa bentuk kehilangan rasa, dengan pasien perempuan lebih mungkin kehilangan indera perasa dibandingkan laki-laki.

Sementara itu, kelompok usia 36-50 tahun ditemukan memiliki tingkat kehilangan indera perasa tertinggi. Informasi tersebut berasal dari laporan mandiri atau laporan langsung.

“Laporan mandiri lebih subjektif, bisa dalam bentuk kuisioner, wawancara, dan catatan kesehatan,” papar Hannum.

Baca juga: Tanda Bahaya Infeksi Omicron yang Harus Diwaspadai, Apa Saja?

Pengujian dilakukan dengan alat uji berisi berbagai larutan manis, asin, dan terkadang pahit, serta asam yang diberikan kepada peserta melalui tetes, strip, atau semprotan.

Meskipun laporan mandiri bersifat subjektif, tapi terbukti sama baiknya dengan laporan langsung dalam mendeteksi kehilangan rasa.

“Di sini laporan didukung oleh tindakan langsung, membuktikan bahwa kehilangan rasa adalah gejala nyata dan berbeda dari Covid-19 yang tidak sama dengan kehilangan penciuman,” tutur rekan penulis studi Vicente Ramirez, yang merupakan mahasiswa doktoral di University of California, Merced.

Tingkat keparahan

Dituliskan Healthline, tingkat keparahan dari kehilangan indera penciuman atau perasa dapat bervariasi antara satu orang dengan orang lain. Bahkan, gejala dapat timbul pada orang yang mengalami gejala ringan.

“Biasanya hilang rasa dan penciuman paling umum terjadi pada awal pasca Covid-19,” ujar dokter penyakit dalam di The Ohio State University Wexner Medical Center Andrew Schamess.

Menurutnya, pada sebagian besar pasien, kondisi ini akan pulih dalam waktu kurang lebih enam bulan.

Baca juga: Positif Omicron Tanpa Gejala, Apa yang Harus Dilakukan?

Suatu studi menemukan bahwa sebesar 69 persen orang mengalami perubahan indera perasa atau penciuman segera setelah infeksi virus corona dan 14 persen lainnya dalam waktu tiga bulan kemudian.

Penelitian yang lain mengungkapkan, hanya 17 persen orang yang memiliki tes Covid-19 positif melaporkan perubahan indera penciuman atau rasa. Angka tersebut meningkat menjadi 26 persen di antara orang-orang yang memiliki gejala corona yang berlangsung lebih dari 4 minggu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com