Konsumsi cokelat mengandung 70 persen padatan kakao mempengaruhi sistem kekebalan manusia dan ekspresi gen sel dendritik.
Temuan ini menunjukkan bahwa makan cokelat meningkatkan aktivasi T-Cell, respon imun seluler dan gen yang terlibat dengan pensinyalan saraf.
Konsumsi cokelat meningkatkan regulasi beberapa jalur pensinyalan intraseluler yang terlibat dalam aktivasi sel T dan respons imun seluler.
Untuk diketahui, Sel T atau limfosit T adalah kelompok sel darah putih yang memiliki peran utama pada kekebalan seluler, dan bekerja menyerang sel tubuh yang sudah terpapar virus.
Cokelat hitam (dark chocolate) memiliki kandungan polifenol tertinggi. Satu porsi cokelat hitam (40 g) memberikan sekitar 517 mg procyanidins dengan kapasitas antioksidan 9100 Trolox Eqivalen (TE).
Baca juga: Pakar: Cokelat Lebih Ampuh Atasi Batuk Dibanding Obat
Satu porsi produk ini memberi lebih besar kapasitas antioksidan dari jumlah rata-rata antioksidan dikonsumsi setiap hari.
Dark chocolate kaya theobromine karena penambahan jumlah padatan kakao yang tinggi.
Menurut Winda, konsumsi dark chocolate yang terbuat dari 70–85 persen padatan kakao memasok kebutuhan mineral harian seperti Fe sebesar 92 persen dan vitamin B6 sekitar 29 persen.
Ahli gizi mengatakan, konsumsi 10 gram cokelat hitam selama seminggu, atau dua potong coklat dalam sehari atau tiga kali seminggu, sudah cukup memberi manfaat kesehatan.
Jumlah tersebut cukup mengandung resveratrol (turunan epicatechin), antioksidan alami yang bermanfaat bagi kesehatan jantung dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Imperial College London menemukan bahwa theobromine, alkaloid dalam cokelat, lebih baik dalam menekan batuk daripada kodein.
Baca juga: Rayakan Valentine dengan Cokelat, Ingat Kandungan dan Risikonya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.