Budi menuturkan, presentase orang dengan gejala sedang, berat, bahkan kematian, mayoritas adalah kasus yang belum divaksin atau belum divaksinasi lengkap.
“60 persen yang meninggal belum divaksin atau belum vaksin lengkap, 63 persen yang sedang dan berat adalah belum divaksin atau divaksin lengkap, termasuk anak-anak,” papar dia.
Sejumlah penelitian juga telah menyebutkan bahwa vaksinasi mampu mengurangi risiko terkena penyakit parah, rawat inap, hingga kematian.
Sehingga bagi masyarakat yang memang memenuhi kriteria mendapatkan vaksin, dapat segera melakukannya.
Di sisi lain, program vaksinasi booster juga telah mulai dijalankan di seluruh wilayah Indonesia.
Baca juga: 3 Fakta Omicron di Indonesia yang Kini Mencapai 318 Kasus
Adapun syarat penerima vaksinasi booster atau dosis lanjutan antara lain:
Untuk diketahui, regimen dosis lanjutan yang diberikan pada triwulan pertama tahun 2022 yaitu untuk sasaran dengan dosis primer Sinovac maka diberikan vaksin AstraZeneca setengah dosis atau vasin Pfizer setengah dosis.
Sedangkan sasaran dengan dosis primer AstraZeneca maka diberikan vaksin Moderna setengah dosis, vaksin Pfizer setengah dosis, atau AstraZeneca dosis penuh.
Baca juga: Puncak Kasus Infeksi Omicron di Indonesia Diprediksi pada Februari-Maret
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.