Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Puncak Omicron di Indonesia Diprediksi Akhir Februari, 2-3 Kali Lebih Banyak Dibandingkan Delta

KOMPAS.com - Gelombang varian Omicron menerjang sejumlah negara, tak terkecuali Indonesia. Pemerintah mencatat adanya kenaikan kasus yang signifikan beberapa waktu terakhir, dan diperkirakan puncak gelombang Omicron di Indonesia terjadi akhir bulan ini.

Puncak badai varian baru tersebut, bahkan diprediksi lebih besar dua sampai tiga kali dibandingkan puncak gelombang varian Delta.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin pada 31 Januari 2022.

“Jadi kalau puncaknya kita dulu pernah 57 ribu kasus per hari, kita mesti siap-siap dan hati-hati dan waspada. Tidak perlu kaget kalau melihat di negara-negara lain itu bisa dua kali sampai tiga kali di atas puncak Delta,” ujar Budi seperti dikutip dari keterangan resmi, Selasa (1/2/2022).

Ia menambahkan, beberapa negara juga menghadapi gelombang Omicron dan mencatat presentase kasus aktif di bawah varian Delta, tapi secara nominal jumlah orang yang masuk rumah sakit lebih tinggi dari varian Delta.

Kenaikan kasus Covid-19 harian yang terjadi dalam sepekan terakhir, salah satunya disebabkan adanya peningkatan testing dan tracing oleh pemerintah sebagai bentuk usaha deteksi dini.

Berkaitan prediksi puncak Omicron di Indonesia akhir Februari, secara terpisah, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menyampaikan, terjadi kenaikan positivity rate dalam seminggu terakhir.

“Positivity rate mingguan kita ada kenaikan sebesar 3,65 persen. Hal ini selain seiring dengan kenaikan kasus konfirmasi, tapi juga sejalan dengan ditingkatkannya angka testing dan tracing,” ujar Nadia.

Isolasi mandiri cegah penularan Omicron

Budi mengimbau masyarakat yang terkonfirmasi positif Covid-19 tapi tidak bergejala, bergejala ringan, atau bergejala sedang, dapat melakukan isolasi mandiri di rumah.

“Misalnya terkena tanpa gejala atau ada batuk, pilek sedikit, demam sedikit tapi saturasinya masih di atas 94-95 persen, dirawat saja di rumah. Biar rumah sakit diberikan untuk orang-orang memang yang membutuhkannya,” tutur dia.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengeluarkan syarat klinis dan syarat rumah bagi pasien terkonfirmasi positif Covid-19, terutama apabila diduga terinfeksi varian Omicron.

Menkes Budi Gunadi Sadikin telah memperingatkan bahwa puncak Omicron di Indonesia 2-3 kali lebih banyak daripada Delta. Oleh karenanya, masyarakat diimbau untuk waspada dan senantiasa mematuhi protokol kesehatan yang ada.

Syarat klinis rumah yang digunakan untuk isolasi mandiri (isoman) bagi pasien Covid-19 yang ditetapkan Kemenkes antara lain:

  • Pasien berusia 45 tahun ke bawah
  • Tidak mempunyai komorbid
  • Dapat mengakses telemedicine atau layanan kesehatan lain
  • Berkomitmen untuk tetap diisolasi sebelum diizinkan keluar

Sedangkan untuk syarat rumah dan peralatan pendukung lainnya meliputi:

  • Pasien harus dapat tinggal di kamar terpisah, lebih baik lagi jika di lantai terpisah
  • Terdapat kamar mandi dalam rumah yang terpisah dengan penghuni rumah lain
  • Dapat mengakses pulse oksimeter

Telemedicine pemeriksaa pasien Omicron 

Budi menambahkan, pasien yang sedang melakukan isoman dan membutuhkan obat-obatan, dapat melalui apotek atau aplikasi telemedicine.

“Kalau memang dibutuhkan obat-obatan anti virusnya kita sudah siapkan lebih dari 20 juta dosis Favipiravir atau Avigan dan Molnupiravir, dua itu obat antivitus yang disetujui oleh organisasi profesi,” jelas Menkes Budi Gunadi Sadikin.

Sebagai informasi, telah tersedia layanan telemedicine yang dapat diakses oleh masyarakat umum.

Layanan telekonsultasi atau telemedicine Kemenkes dan paket obat gratis ini dapat diakses melalui https://isoman.kemkes.go.id/.

Terdapat 17 platform telemedicine yang bekerjasama dengan pemerintah yaitu Aido Health, Alodokter, GetWell, Good Doctor, Halodoc, Homecare24, KlikDokter, KlinikGo, Lekasehat, LinkSehat, Mdoc, Milvik Dokter, ProSehat, SehatQ, Trustmedis, Vascular Indonesia, dan YesDok.

Dua paket obat gratis yang disediakan yaitu:

  • Paket A untuk pasien tanpa gejala, terdiri dari multivitamin C, B, E, dan Zinc 10 tablet
  • Paket B untuk pasien bergejala ringan, terdiri dari multivitamin C, B, E, dan Zinc 10 tablet, Favirapir 200 mg 40 kapsul, atau Molnupiravir 200 mg 40 tab, dan parasetamol tablet 500 mg (jika dibutuhkan).

Vaksinasi melindungi dari Omicron

Terkait dengan program vaksinasi, akan diprioritaskan pemberian vaksinasi kepada masyarakat yang belum menerima vaksin, terutama lansia dan anak-anak.

Budi menuturkan, presentase orang dengan gejala sedang, berat, bahkan kematian, mayoritas adalah kasus yang belum divaksin atau belum divaksinasi lengkap.

“60 persen yang meninggal belum divaksin atau belum vaksin lengkap, 63 persen yang sedang dan berat adalah belum divaksin atau divaksin lengkap, termasuk anak-anak,” papar dia.

Sejumlah penelitian juga telah menyebutkan bahwa vaksinasi mampu mengurangi risiko terkena penyakit parah, rawat inap, hingga kematian.

Sehingga bagi masyarakat yang memang memenuhi kriteria mendapatkan vaksin, dapat segera melakukannya.

Di sisi lain, program vaksinasi booster juga telah mulai dijalankan di seluruh wilayah Indonesia.

Adapun syarat penerima vaksinasi booster atau dosis lanjutan antara lain:

  • Membawa KTP/KK atau melalui aplikasi PeduliLindungi
  • Berusia 18 tahun ke atas
  • Telah mendapatkan vaksin primer dosis lengkap minimal 6 bulan sebelumnya

Untuk diketahui, regimen dosis lanjutan yang diberikan pada triwulan pertama tahun 2022 yaitu untuk sasaran dengan dosis primer Sinovac maka diberikan vaksin AstraZeneca setengah dosis atau vasin Pfizer setengah dosis.

Sedangkan sasaran dengan dosis primer AstraZeneca maka diberikan vaksin Moderna setengah dosis, vaksin Pfizer setengah dosis, atau AstraZeneca dosis penuh.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/02/01/170100423/puncak-omicron-di-indonesia-diprediksi-akhir-februari-2-3-kali-lebih

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke