Hasil penelitian ini pun dapat memberikan wawasan tentang apa yang terjadi pada otak dan pengelihatan di luar angkasa.
Sebab selama ini, banyak penelitian berfokus pada hilangnya otot di luar angkasa namun jarang meneliti otak secaara khusus.
Baca juga: Di Kawah Israel yang Berbatu, 6 Astronot Simulasikan Hidup di Mars
"Jika kita berencana mendirikan koloni di luar angkasa, kita harus memahami bagaimana gravitasi memengaruhi seluruh tubuh manusia. Termasuk otak," ujar Roberts.
Selanjutnya, peneliti berencana akan melihat perbedaan antar gender astronot dengan Spaceflight-Associated Neuro-Ocular Syndrome (SANS).
"Saat kita memasuki era baru penerbangan antariksa manusia, SANS tetap menjadi salah satu masalah dan hambatan terbesar kita. Tapi kami membuat kemajuan dalam memahami kondisinya," papar Roberts.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.