Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO Optimis Pandemi Covid-19 Bisa Dikalahkan Tahun 2022

Kompas.com - 01/01/2022, 13:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Editor

KOMPAS.com - Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengaku optimis, bahwa pandemi Covid-19 bisa dikalahan pada tahun 2022 ini.

Namun, Tedros mengatakan, asalkan negara-negara di dunia dapat saling bekerja sama untuk mengatasi penyebaran penyakit yang disebabkan oleh virus corona, yang kini telah bermutasi menjadi banyak varian.

Seperti diberitakan BBC Indonesia, Sabtu (1/1/2022), Tedros memperingatkan akan bahaya 'nasionalisme sempit dan penimbunan vaksin, dalam pernyataannya di sambutan Tahun Baru 2022.

Komentar terkait hal itu disampaikan dua tahun sejak WHO, pertama kali diberi tahu tentang munculnya kasus-kasus pneumonia akibat penularan dari galur virus yang tidak diketahui di China.

Baca juga: WHO Nyalakan Alarm Keras: Dunia di Titik Berbahaya Pandemi Covid-19

 

WHO mencatat, saat ini, kasus Covid-19 mencapai 287 juta kasus di seluruh dunia, dan hampir 5,5 juta orang di dunia telah meninggal karena infeksi penyakit baru tersebut.

Virus corona masih tetap menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.

Pandemi Covid-19 dalam dua tahun ini, telah menutup perbatasan, memisahkan keluarga, bahkan di beberapa tempat, orang-orang tidak terpikir untuk meninggalkan rumah tanpa membawa masker.

Tedros, dalam pidato sambutan Tahun Baru 2022, menekankan bahwa sekarang ada lebih banyak alat untuk mengobati Covid-19.

Kendati demikian, pimpinan WHO ini pun tetap memperingatkan bahwa ketidaksetaraan dalam distribusi vaksin, yang terus terjadi selama pandemi Covid-19 ini, telah meningkatkan risiko virus untuk terus berevolusi dan bermutasi.

Baca juga: Panel WHO: Seharusnya Bencana Pandemi Covid-19 Bisa Dicegah, tetapi...

Ilustrasi vaksinasi Covid-19. Studi baru CDC menemukan, orang yang tidak divaksin, 11 kali lebih mungkin meninggal karena Covid-19, serta 10 kali lebih mungkin dirawat inap di rumah sakit.SHUTTERSTOCK/Africa Studio Ilustrasi vaksinasi Covid-19. Studi baru CDC menemukan, orang yang tidak divaksin, 11 kali lebih mungkin meninggal karena Covid-19, serta 10 kali lebih mungkin dirawat inap di rumah sakit.

"Nasionalisme sempit dan penimbunan vaksin oleh beberapa negara telah merusak kesetaraan serta menciptakan kondisi ideal untuk kemunculan varian Omicron, dan semakin lama ketidaksetaraan ini berlanjut, semakin tinggi risiko virus untuk berevolusi dengan cara yang tidak dapat kita cegah atau prediksi," ujar Tedros.

"Jika kita mengakhiri ketidakadilan, kita mengakhiri pandemi," imbuh Tedros.

Lebih lanjut dalam pernyataannya, Tedros Adhanom Ghebreyesus juga menyinggung perihal rendahnya tingkat vaksinasi Covid-19 di sejumlah negara.

Laporan vaksinasi Covid-19, sementara ini, sebagian besar populasi di Eropa dan Amerika sudah menerima setidaknya satu dosis vaksin.

Baca juga: Virus Flu Lain Mungkin Punah karena Pandemi Covid-19, Kok Bisa?

 

Sayangnya, target vaksinasi Covid-19 penuh yang ditetapkan WHO di 40 persen populasi di setiap negara pada akhir tahun 2021, tidak tercapai di sebagian besar wilayah Afrika.

Tedros, sebelumnya juga mengkritik negara-negara kaya karena 'melahap' pasokan vaksin Covid global.

Negara-negara itu telah memvaksinasi penuh sebagian besar populasi mereka, sementara negara lain masih menunggu dosis pertama.

WHO telah menetapkan tujuan baru untuk tahun 2022. Target vaksinasi Covid-19 di tahun 2022 yakni 70 persen populasi di semua negara pada Juli 2022 untuk mengakhiri pandemi Covid-19.

Baca juga: Vaksinasi Saja Tidak Cukup untuk Hentikan Pandemi Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com