Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULERS SAINS] Epidemiolog Setuju PPKM Level 3 Serentak Dibatalkan | Penyebab Banjir Rob di Manado

Kompas.com - 09/12/2021, 07:32 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Pemerintah membatalkan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3 di semua wilayah Indonesia.

Terkait keputusan tersebut, epidemiolog sepakat. Namun apa alasannya? Itulah yang menjadi salah satu berita populer Sains.

Selain itu, banjir rob yang terjadi di Manado juga menyita perhatian. BMKG mengungkap, setidaknya ada 3 faktor pemicu fenomena ini.

Selain itu, BMKG juga memperingatkan ada sejumlah wilayah yang berpotensi diterjang gelombang tinggi agar masyarakat waspada.

Berikut ringkasan berita populer Sains sepanjang Rabu (8/12/2021) hingga Kamis (9/12/2021) pagi.

Epidemiolog setuju PPKM level 3 dibatalkan

Pemerintah membatalkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3 di semua wilayah, dan epidemiolog Indonesia untuk Griffith University Dicky Budiman menyetujui hal ini.

Menurut Dicky, pembatasan mobilitas atau pergerakan masyarakat di Indonesia masih harus dilakukan, tetapi tidak perlu disamaratakan menjadi level 3.

"Memang saya tidak setuju dengan adanya PPKM level 3 diterapkan, bukan berarti tidak boleh ada pembatasan, tapi leveling-nya sesuai aja dengan indikator di wilayahnya (masing-masing)" kata Dicky kepada Kompas.com, Selasa (7/12/2021).

Namun, ia pun menegaskan, hal ini perlu dilakukan supaya indikator level pembatasan atau PPKM ini bisa dilakukan dengan konsisten dan tegas. Selain itu, adanya PPKM yang disesuaikan dengan level daerah masing-masing itu dapat dijadikan kontrol ketat.

Baca penjelasannya di sini:

Epidemiolog Setuju PPKM Level 3 Serentak Dibatalkan, Apa Alasannya?

Daftar wilayah berpotensi gelombang tinggi capai 6 meter

Gelombang tinggi yang disertai angin kencang dan fase pasang air laut menyebabkan banjir rob melanda Manado dan sekitarnya. Usai diterjang ombak pantai yang cukup besar, wilayah bisnis di lahan reklamasi terutama Manado Town Square (Mantos), Manado, Sulawesi Utara, terendam banjir rob, Selasa, (7/12/2021).

Namun, selain Manado ternyata Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang bisa mencapai 6 meter di sejumlah wilayah perairan Indonesia lainnya.

Berdasarkan analisis BMKG, potensi gelombang tinggi yang bisa mencapai 6 meter, pada tanggal 8-9 Desember 2021 ini terjadi karena berbagai kondisi pemicunya, seperti pola dan kecepatan angin.

Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari Barat ke Utara dengan kecepatan angin berkisar 5-25 knot.

Sedangkan, di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari Barat Daya ke Barat Laut dengan kecepatan angin berkisar 4-27 knot.

Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Natuna utara, perairan Kepulauan Anambas hingga Kepulauan Natuna, Samudra Hindia selatan Jawa Tengah dan Jawa timur, perairan utara Papua barat hingga Papua, Samudra Pasifik utara Papua barat hingga Papua.

Mana saja wilayah berpotensi gelombang tinggi? Baca di sini:

Banjir Rob di Manado, Ini Daftar Wilayah Berpotensi Gelombang Tinggi Capai 6 Meter

Penyebab banjir rob di Manado

Menjawab penyebab banjir rob di Manado, serta terjangan ombak pantai yang cukup besar yang terjadi di sekitar kawasan Mantos, Manado, Kepala Pusat Meteorologi Maritim Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Eko Prasetyo pun angkat bicara.

"Ya memang banjir rob di Manado itu berbarengan antara fase pasang air laut, dengan fenomena angin kencang dan gelombang tinggi di Pesisir Utara Sulawesi Utara," kata Eko saat dihubungi Kompas.com, Rabu (8/12/2021).

Artinya, kondisi tersebut membuat terjadinya dorongan air laut masuk ke daratan, terlebih akibat angin dan gelombang tinggi yang ada ketika fase air laut pasang maksimum sedang terjadi.

Selain fase pasang air laut, ternyata ada faktor pemicu lainnya. Apa saja? Baca selengkapnya di sini:

Banjir Rob di Manado, BMKG Sebut Penyebabnya Air Pasang, Ombak, dan Gelombang Tinggi

Fosil reptil laut berusia 112 juta tahun

Ahli paleontologi menemukan fosil ikan yang disebut Ichthyosaurus berusia ratusan juta tahun di wilayah pedalaman Queensland, Australia.

Fosil tersebut ditemukan ahli paleontologi, Kevin Petersen. Menurut dia fosil itu dijuluki sebagai "kadal laut" besar berusia 112 juta tahun yang pernah berkembang biak di Great Artesian Basin.

Dilansir dari ABC News, Rabu (8/12/2021) Petersen menemukan sepotong rahang hewan tersebut yang tampak mencuat dari tanah di wilayah Richmond, di barat laut Queensland.

"Yang istimewa dari penemuan ini adalah moncong dan rahang yang kami temukan sangat utuh dan ini adalah potongan-potongan yang signifikan," ujar pendiri museum fosil Kronosaurus Korner, Rob Ievers.

Selengkapnya baca di sini:

Ahli Temukan Fosil Reptil Laut Berusia 112 Juta Tahun di Australia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com