Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berapa Banyak Jumlah Lubang Hitam di Alam Semesta?

Kompas.com - 03/12/2021, 20:01 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Mereka mencatat tren secara total dari tingkat penggabungan galaksi dan demografi. Selain itu, menurut astronom 'metalik' galaksi atau logam yang merupakan ukuran elemen selain hidrogen dan helium di dalam galaksi menjadi faktor lain agar penghitungan lubang hitam dapat dilakukan.

Sederhananya, galaksi yang lebih besar mempunyai gas yang lebih banyak untuk membentuk lebih banyak bintang. Banyaknya kandungan logam akan meningkatkan pendinginan gas, yang akhirnya mengefisiensikan galaksi dalam menghasilkan bintang baru.

Simulasi pembentukan lubang hitam

Dengan model penelitian yang dimiliki, para astronom akan mudah mengetahui berapa banyak jumlah bintang kecil, bintang sedang, dan bintang besar yang tersebar di alam semesta. Tak berhenti sampai di situ, peneliti harus melacak evolusi dari kematian bintang-bintang.

Maka dari itu, mereka melakukan eksperimen simulasi pembentukan lubang hitam dengan menghubungkan sifat-sifat bintang tertentu melalui massa dan logamnya, dari saat bintang hidup hingga bintang mati.

Hasilnya, hanya sedikit bintang terbesar yang diteliti membentuk lubang hitam. Lewat simulasi tersebut, astronom juga mengetahui persentase bintang yang mati setiap tahunnya.

Langkah selanjutnya adalah melacak evolusi sistem biner, sebab lubang hitam dapat menyuplai makanan berupa gas bagi bintang kembar hingga mereka bisa berkembang. 

Baca juga: Lubang Hitam Supermasif Ini Lepaskan Gas Galaksi, Apa Dampaknya?

Para astronom memperkirakan seiring bertambahnya usia lubang hitam, maka mereka terus memakan gas di sekitarnya.

Namun, pada kasus lubang hitam yang bergabung bersama memerlukan perhitungan yang lebih akurat, artinya para astronom harus memperkirakan tingkat penggabungan lubang hitam di setiap galaksi.

Diakui para astronom, mereka mampu melacak populasi lubang hitam selama miliaran tahun dengan menyatukan semua bagian yang telah diketahui.

Mereka menghasilkan sebuah 'fungsi massa', yakni semacam perhitungan astronomi yang dapat melaporkan berapa banyak jumlah dari setiap ukuran lubang hitam yang ada pada suatu waktu.

Bagi mereka, bukan hal yang mengejutkan jika lubang hitam terbesar atau lubang hitam supermasif, jauh lebih jarang ditemukan daripada lubang hitam yang lebih kecil.

Peneliti menemukan, bahwa setiap 3,26 juta tahun cahaya di alam semesta terdapat lubang hitam yang berukuran sekitar 50 juta kali besar matahari. Meski sangat langka, setidaknya ada satu lubang hitam supermasif yang dimiliki setiap galaksi.

Baca juga: Mengejutkan, Ada Populasi Lubang Hitam Besar di Gugus Bintang Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com