Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berapa Banyak Jumlah Lubang Hitam di Alam Semesta?

Kompas.com - 03/12/2021, 20:01 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lubang hitam kerap disebut objek mengerikan yang ada di alam semesta. Peneliti pun menilai bahwa lubang hitam sulit dideteksi, karena warna hitam pekatnya serupa dengan kehitaman ruang di sekitarnya.

Oleh karena itu, lubang hitam merupakan rahasia alam semesta yang masih terus dikaji sampai sekarang. 

Sementara itu, para astronom hanya dapat menemukan mereka pada situasi tertentu, seperti saat lubang hitam tengah menarik gas dari bintang sekitarnya maupun melebur bersama, kemudian melepaskan gelombang gravitasi atau riak dalam struktur ruang dan waktu.

Anda mungkin penasaran dengan jumlah lubang hitam di alam semesta. Sebenarnya, ada berapa banyak lubang hitam di alam semesta?

Para astronom harus menggunakan perhitungan teoritis untuk membuat perkiraan agar dapat menjawab pertanyaan tersebut.

Dilansir dari Live Science, Minggu (21/11/2021) melalui studi yang baru-baru ini dipublikasikan di The Astrophysical Journal, peneliti melaporkan jutaan lubang hitam kecil yang belum terdeteksi.

Artinya, ada sekitar 1 persen dari keseluruhan benda-benda di alam semesta yang terhubung dengan lubang hitam.

Baca juga: Alam Semesta Makin Meluas, Ini Dampaknya pada Lubang Hitam

 

Menghitung jumlah lubang hitam

Lubang hitam di alam semesta dapat terbentuk dari bintang mati. Jadi, untuk mengetahui berapa banyak lubang hitam di alam semesta, para peneliti harus mengambil beberapa pemodelan evolusi galaksi selama miliaran tahun dari sejarah terbentuknya kosmik.

Sementara, galaksi adalah sistem masif yang terikat dengan gaya gravitasi, dan terdiri atas bintang, gas, debu medium antarbintang, serta materi gelap.

Jumlahnya pun tak hanya satu saja, beberapa galaksi yang telah diteketahui antara lain Galaksi Bima Sakti, Tadpole, Black Eye, Sombrero, dan Galaksi Whirpool.

Galaksi merupakan rumah bagi bintang-bintang, dan evolusi yang terjadi sangat memengaruhi seberapa banyak jumlah setiap jenis bintang yang muncul di dalamnya. Misalnya, beberapa galaksi dapat terus membentuk bintang baru per tahunnya.

Sedangkan pada galaksi lainnya yang mungkin telah bergabung, memicu putaran formasi bintang yang sangat tinggi untuk membakar habis mereka.

Kemudian untuk menghitung jumlah lubang hitam, para astronom melakukan pengamatan statistik galaksi yang diketahui melalui waktu kosmik, di mana alam semesta akan terlihat sama dari setiap tempat pada waktu kosmik yang sama.

Baca juga: Rahasia Alam Semesta: Bagaimana Lubang Hitam Terbentuk di Galaksi?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com