Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketahui Gejala Osteoporosis, Faktor Risiko hingga Dampaknya

Kompas.com - 19/10/2021, 16:02 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dua dari lima penduduk di Indonesia memiliki berisiko mengalami osteoporosis. Ketahui gejala osteoporosis, faktor risiko hingga dampak osteoporosis bagi kesehatan.

Fraktur atau patah tulang terkait osteoporosis paling sering terjadi di pinggul, pergelangan tangan atau tulang belakang.

Dalam virtual media briefing 'Preventing Osteoporosis in Her 30's' yang digelar CDR pada Selasa, (19/10/2021), spesialis gizi klinik Dr dr Luciana B Sutanto, MS, Sp.GK menyebut bahwa 2 dari 5 penduduk di Indonesia memiliki risiko terkena osteoporosis.

Hal ini mengacu pada penelitian tahun 2005 Puslitbang Gizi Kementerian Kesehatan RI yang menemukan angka prevalensi ostopenia atau osteoporosis dini sebesar 41, 7 persen, sedangkan prevalensi osteoporosis sebesar 10,3 persen.

"(Sebanyak) 41,2 persen dari keseluruhan sampel yang berusia kurang dari 55 tahun menderita osteopenia. Sedangkan prevalensi osteopenia usia di atas 55 tahun pada perempuan lebih besar daripada laki-laki. Peningkatan angka osteoporosis pada perempuan 2 kali lebih besar daripada pria," jelas Luciana.

Baca juga: Apa Itu Osteoporosis, Penyebab dan Cara Mencegahnya

 

Ia menerangkan perempuan lebih rentan terkena osteoporosis. Sebab, pada umumnya perempuan rentan mengalami osteoporosis, yang mana pengeroposan tulang terjadi setelah menopause, yaitu ketika kadar estrogen menurun secara signifikan.

Gejala osteoporosis

Osteoporosis pada tahap awal, kata Luciana, tidak menunjukkan adanya gejala yang spesifik.

Namun, ia membeberkan beberapa gejala osteoporosis tahap lanjut yang mungkin dialami, di antaranya:

 

  1. Sakit punggung disebabkan oleh tulang belakang yang patah atau hancur
  2. Penurunan tinggi badan dari waktu ke waktu
  3. Postur tubuh yang bungkuk
  4. Tulang mudah patah

Osteoporosis adalah penyakit yang menyebabkan tulang kehilangan kepadatannya dan menjadi rapuh sehingga tekanan ringan seperti jatuh, bersin dan gerakan tiba-tiba dapat menyebabkan patah tulang.

Baca juga: Osteoporosis, Penyakit Tulang yang Bisa Buat Tulang Patah Tiba-Tiba

Ilustrasi osteoporosis, pengeroposan tulang. Hilangnya massa tulang penderita osteoporosis terjadi secara berkelanjutan dan dalam jangka panjang.Shutterstock Ilustrasi osteoporosis, pengeroposan tulang. Hilangnya massa tulang penderita osteoporosis terjadi secara berkelanjutan dan dalam jangka panjang.

Faktor risiko osteoporosis

Selain gejala osteoporosis, kenali juga beberapa faktor risiko osteoporosis yang bisa dialami, baik oleh perempuan maupun laki-laki, antara lain sebagai berikut.

1. Indeks massa tubuh (IMT) di bawah atau sama dengan 19.

2. Penderita gangguan makan seperti anoreksia dan bulimia juga berisiko terkena osteoporosis .

3. Gaya hidup tak sehat seperti kebiasaan merokok, minum minuman beralkohol dapat menjadi penyebab osteoporosis. Mengonsumsi minuman bersoda dan rutin mengonsumsi kafein juga berpotensi mengurangi penyerapan kalsium dalam tubuh.

4. Riwayat orang usia tua yang pernah mengalami retak tulang pangkal paha atau mengidap osteoporosis.

5. Etnis Asia atau Kaukasia lebih berisiko terkena osteoporosis.

6. Ukuran tubuh yang kecil menyebabkan berkurangnya kadar massa tulang sehingga berdampak pada kepadatan tulang seiring dengan bertambahnya usia.

Baca juga: 5 Aktivitas Fisik Lansia Selama Ramadhan untuk Cegah Osteoporosis

 

7. Malabsorpsi yaitu ketidakmampuan usus untuk menyerap nutrisi di dalam makanan seperti pada penyakit celiac, dan penyakit crohn.

8. Seseorang yang pernah melalui tindakan operasi saluran pencernaan yang menyebabkan berkurangnya ukuran perut, serta serapan kalsium.

9. Jarang berolahraga atau tidak aktif bergerak dalam jangka waktu yang lama.

10. Konsumsi obat-obatan terutama yang berdampak pada kadar hormon seperti pengobatan kanker prostat, dan penggunaan obat kortikosteroid.

Dampak osteoporosis

"International Osteoporosis Foundation (IOF) mencatat 20 persen pasien patah tulang osteoporosis meninggal dalam jangka waktu satu tahun. Sepertiga di antaranya harus terus berbaring di tempat tidur, sepertiga lainnya harus dibantu berdiri atau berjalan. Hanya sepertiga yang dapat sembuh, dan beraktivitas dengan normal," tutur Luciana.

Dampak osteoporosis meliputi perubahan bentuk tubuh misalnya menjadi lebih pendek atau bungkuk, meningkatkan stres karena keterbatasan aktivitas, pengobatan yang mahal, serta keterbatasan sosial akibat berkurangnya kemampuan bergerak untuk bersosialisasi.

Baca juga: Mencegah Osteoporosis Itu Mudah, Ingat 3S untuk Perempuan Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com