Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/10/2020, 20:06 WIB
Dinda Zavira Oktavia ,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.comOsteoporosis adalah kondisi ketika tulang pada tubuh manusia sudah mulai rapuh. Biasanya, kondisi ini baru disadari ketika telah mengalami patah tulang.

Baik pria maupun wanita sama-sama berisiko mengalami osteoporosis, tetapi kondisi ini memang lebih sering terjadi pada wanita.

Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI) telah memperkirakan bahwa ada sekitar 41,8% pria Indonesia dan 90% wanita Indonesia yang telah mengalami osteopenik. Osteopenik adalah kondisi penurunan kepadatan mineral pada tulang.

Hal ini disampaikan oleh Prof Dr dr Saptawati Bardosono dari Departemen Ilmu Gizi FKUI-RSCM dalam webinar yang diadakan oleh CDR, Kamis (22/10/2020).

Baca juga: 5 Tips Mudah agar Tulang Sehat dan Tidak Kena Osteoporosis

"Perbandingan osteoporosis adalah satu dari tiga perempuan dan satu dari lima laki-laki yang menderita osteoporosis," tutur Saptawati.

Kesehatan tulang bergantung pada kepadatannya.

Nah, pada perempuan kepadatan tulang akan menurun pada saat hamil dan menyusui. Selain itu, penurunan kadar hormon esterogen saat sudah memasuki masa menopause juga meningkatkan risiko terkena osteoporosis.

Hal ini tentunya perlu dicegah dan ditangani dengan baik agar tidak berpengaruh pada kualitas hidup perempuan. 

"Memiliki tulang yang sehat dan kuat akan membantu perempuan dalam menjaga kualitas hidupnya baik saat ini maupun di masa depan," tutur Kinshuk Kunwar, Direktur PT Bayer Indonesia dan Country Head Consumer Health.

Baca juga: Hari Osteoporosis Sedunia, Bagaimana Cara Mencegah Tulang Rapuh dan Patah?

Maka dari itu, diperlukan 3S untuk perempuan yang masih muda untuk mencegah osteoporosis. 3S adalah singkatan dari "Saatnya memulai dari dini", "Sediakan nutrisi yang cukup dan menerapkan pola hidup yang sehat" dan "Suplementasi dengan vitamin D dan kalsium".

1. Saatnya memulai dari dini

Pencegahan osteoporosis harus dimulai pada saat kehamilan demi ibu dan anak. Sebab, nutrisi ibu hamil bisa mempengaruhi kepadatan tulang anak hingga ia dewasa.

Sejak lahir hingga pada masa kanak-kanak, pertumbuhan tulang akan sangat pesat. Bahkan pada saat akhir pubertas, ketika berusia 18-19 tahun, terjadi pertumbuhan pesat pada tulang mencapai 95 persen dan akan terus berlanjut hingga berusia 30 tahun.

Baru ketika memasuki usia 40 tahun, kadar tulang akan berkurang 0,5 persen setiap tahunnya.

2. Sediakan nutrisi yang cukup dan menerapkan pola hidup yang sehat

Tulang merupakan jaringan yang hidup dan bersifat dinamis, seperti bagian tubuh manusia yang lainnya. Buktinya, tulang bisa melakukan pelepasan massa dan perbaikan secara mandiri.

Baca juga: Osteoporosis di Rongga Mulut Meningkat pada Lansia Perempuan, Ini Penyebabnya

Tulang terdiri dari komponen mineral, protein, jaringan ikat, serabut saraf dan pembuluh darah serta ada sumsum di bagian tengah tulang. Untuk memelihara seluruh komponen ini, pola hidup sehat dan gizi yang seimbang sangat diperlukan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com