Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 21/10/2021, 11:41 WIB
Nadia Faradiba

Penulis

KOMPAS.com - Manusia yang kita kenal saat ini, bukanlah keturunan dari manusia purba Pithecantropus atau Meganthropus. Jenis manusia purba yang diduga sebagai nenek moyang bangsa Indonesia yaitu Homo sapiens.

Asal usul nenek moyang Indonesia

Homo sapiens, sebagai nenek moyang Indonesia, terbagi menjadi tiga ras, yaitu:

  • Ras Mongoloid: berkulit kuning, tinggi badan sedang, hidung tidak terlalu mancung dan tidak terlalu pesek, banyak menyebar di Asia Tengah, Asia Selatan, dan Asia Tenggara.
  • Ras Kaukasoid: berkulit putih, badan tinggi, hidung mancung, menyebar di Eropa dan Asia kecil (Timur Tengah).
  • Ras Negroid: berkulit hitam, bibir tebal, rambut keriting, banyak ditemukan di Afrika, Australia, dan Iran.

Menurut penyelidikan para ahli, nenek moyang bangsa Indonesia bukan asli dari Indonesia. Peneliti bernama Von Hiene Geldern menyimpulkan hal yang sama setelah menyelidiki penyebaran kapak persegi sebagai alat peninggalan Homo sapiens.

Nenek moyang Indonesia berasal dari daerah Campa, Cochin China, Kamboja, dan Tiongkok Selatan. Mereka termasuk rumpun bangsa Austronesia yang terdiri dari ras Mongoloid dan ras Austro Melanosoid.

Baca juga: Nenek Moyang Orang Jepang Modern Terungkap dari Analisis DNA Kuno

Persebaran nenek moyang bangsa Indonesia

Nenek moyang bangsa Indonesia adalah pelaut ulung. Sejak tahun 2.000 Sebelum Masehi (SM) sampai 50 SM, terjadi perpindahan penduduk dari bagian Asia (Yunnan) ke wilayah nusantara.

Perpindahan ini terjadi akibat persaingan antar suku yang membuat sebagian orang memilih pergi untuk mencari tempat tinggal yang lebih aman.

Kedatangan penduduk ini didukung dengan ditemukannya peninggalan berupa kapak persegi di Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi bagian barat. Peninggalan serupa juga ditemukan di Vietnam dan Kamboja. Kapak persegi adalah senjata khas bangsa Yunnan.

Secara umum, mereka datang dalam dua gelombang besar.

1. Gelombang pertama

Gelombang pertama diperkirakan sampai di wilayah nusantara pada 2.000 SM sampai 1.500 SM. Dari Vietnam, kelompok orang Yunnan terbagi menjadi dua kelompok.

Kelompok pertama meneruskan perjalanan ke Malaka, Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan. Kelompok ini adalah orang-orang ras Mongoloid.

Kelompok pertama ini bertumbuh cukup besar dan hidup di gua-gua di Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Sebagian kecil ras ini yang tinggal di Nusa Tenggara bertemu dengan ras Austro Melanosoid dan menghasilkan keturunan yang sekarang mendiami Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.

Sedangkan kelompok kedua melanjutkan ke Laut Cina Selatan, Filipina, Sulawesi, Maluku, dan Irian (Papua). Kelompok kedua adalah orang-orang ras Austro Melanosoid.

2. Gelombang kedua

Gelombang kedua nenek moyang Indonesia datang sekitar tahun 500 SM. Kali ini yang datang hanya orang-orang Austronesia atau Mongoloid. Mereka bergerak dari Tonkin dan menyebar di wilayah nusantara mulai dari Indonesia bagian barat. Gelombang kedua ini banyak menetap di Sumatera, Jawa, Madura, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan sekitarnya.

Oleh karena itulah, Indonesia bagian barat saat ini paling banyak DNA dari China atau Asia Timur yang merupakan asal dari ras Mongoloid. Sedangkan ras mongoloid di Nusa Tenggara haada sedikit, dan sedikit sekali di Indonesia bagian Timur.

Berdasarkan pemaparan di atas, kita mengetahui bahwa rumpun orang-orang Austronesia terdiri atas dua subspesies  atau ras, yaitu ras Mongoloid dan ras Austro Melanosoid. Orang-orang ini merupakan orang yang sebelumnya mendiami Yunnan atau Tonkin.

Baik yang datang ke Indonesia pada gelombang pertama, maupun gelombang kedua menetap di Kepulauan Indonesia. Mereka membentuk komunitas dan membangun peradaban di sini. Mereka inilah nenek moyang bangsa Indonesia yang sesungguhnya.

Jadi, nenek moyang bangsa Indonesia bukanlah manusia purba Pithecantropus atau Meganthropus, melainkan orang-orang yang datang dari Yunnan ke Indonesia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com