Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/10/2021, 20:38 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Kesehatan mental mengacu pada kesejahteraan emosional dan psikologis. Memiliki kesehatan mental yang baik, membantu Anda menjalani kehidupan yang sehat dan bahagia.

Kesehatan mental Anda dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk peristiwa kehidupan atau bahkan genetika.

Bertepatan dengan tanggal 10 Oktober, di mana hari ini adalah Hari Kesehatan Mental Sedunia atau World Mental Health Day, mari mengenal lebih lanjut dan meningkatkan kesadaran terkait penyakit mental. 

Apa itu penyakit mental?

Melansir Healthline, penyakit mental adalah istilah luas yang mencakup berbagai kondisi yang memengaruhi cara Anda merasa dan berpikir.

Ini juga dapat memengaruhi kemampuan Anda untuk menjalani kehidupan sehari-hari. Penyakit mental dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berbeda, termasuk:

- Genetika
- Lingkungan
- Kebiasaan sehari-hari
- Biologis

Baca juga: Hari Kesehatan Mental Sedunia, Ini Tema Tahun Ini dan Sejarahnya

Meski gangguan kesehatan mental umum terjadi, tingkat keparahannya bervariasi. Sekitar satu dari 25 orang dewasa mengalami penyakit mental serius (SMI) setiap tahun.

Penyakit mental serius dapat secara signifikan mengurangi kemampuan Anda untuk menjalani kehidupan sehari-hari. Orang yang berbeda akan mengalami penyakit mental serius pada tingkat yang berbeda.

Menurut National Institute of Mental Health, wanita lebih mungkin mengalami SMI daripada pria.

Selain itu, mereka yang berusia 18 hingga 25 tahun paling mungkin mengalami IMS. Orang dengan latar belakang ras campuran juga lebih mungkin mengalami IMS daripada orang dari etnis lain.

Jenis gangguan kesehatan mental

Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental, Edisi Kelima (DSM-5) membantu profesional kesehatan mental mendiagnosis penyakit mental.

Ada banyak jenis gangguan kesehatan mental. Faktanya, hampir 300 kondisi berbeda terdaftar di DSM-5. Berikut ini beberapa penyakit mental paling umum:

1. Gangguan bipolar

Gangguan bipolar adalah penyakit mental kronis yang ditandai dengan episode energik, perubahan suasana hati secara ekstrem, baik peningkatan mood maupun penurunan mood.

Ini dapat memengaruhi tingkat energi dan kemampuan seseorang untuk berpikir secara wajar.

Perubahan suasana hati yang disebabkan oleh gangguan bipolar, jauh lebih parah daripada pasang surut kecil yang dialami kebanyakan orang setiap hari.

2. Gangguan kecemasan umum

Gangguan kecemasan umum atau Generalized anxiety disorder (GAD) melampaui kecemasan biasa sehari-hari, seperti gugup sebelum presentasi.

Ini menyebabkan seseorang menjadi sangat khawatir tentang banyak hal, bahkan ketika hanya ada sedikit atau tidak ada alasan untuk khawatir.

Mereka yang menderita gangguan kecemasan umum mungkin merasa sangat gugup untuk menjalani hari. Mereka mungkin berpikir hal-hal tidak akan pernah menguntungkan mereka.

Terkadang kekhawatiran yang muncul dapat membuat orang dengan gangguan kecemasan umum tidak dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sehari-hari.

3. Gangguan depresi persisten

Gangguan depresi persisten adalah jenis depresi kronis. Ini juga dikenal sebagai distimia.

Meskipun depresi distimik tidak intens, itutetap saja dapat mengganggu kehidupan sehari-hari. Orang dengan kondisi ini mengalami gejala setidaknya selama dua tahun.

4. Gangguan depresi mayor

Gangguan depresi mayor (MDD) menyebabkan perasaan sedih atau putus asa yang ekstrem, yang berlangsung setidaknya selama dua minggu. Kondisi ini disebut juga disebut depresi klinis.

Orang dengan gangguan depresi mayor mungkin menjadi sangat kesal dengan kehidupan mereka, sehingga mereka memikirkan atau mencoba untuk bunuh diri.

5. Gangguan obsesif kompulsif

Gangguan obsesif-kompulsif (OCD) menyebabkan pikiran atau obsesi yang konstan dan berulang.

Pikiran-pikiran ini terjadi dengan keinginan yang tidak perlu dan tidak masuk akal untuk melakukan perilaku tertentu, atau paksaan.

Banyak orang dengan OCD menyadari bahwa pikiran dan tindakan mereka tidak masuk akal, namun mereka tidak dapat menghentikannya.

Baca juga: Bunuh Diri Bisa Menular, Ini Penjelasan Peneliti Kesehatan Mental

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com