Temuan, yang diposting ke server pracetak Research Square pada 17 September 2021 ini menambah bukti bahwa virus corona SARS-CoV-2 berasal dari alam, bukan laboratorium.
"Hasilnya menunjukkan bahwa urutan genom yang sangat dekat dengan strain awal SARS-CoV-2 ada di alam," tulis para peneliti dalam makalah mereka, yang belum ditinjau oleh rekan sejawat.
"Domain pengikatan reseptor SARS-CoV-2 tampak tidak biasa ketika pertama kali ditemukan karena hanya ada sedikit virus untuk membandingkannya," kata Edward Holmes, ahli biologi evolusi di University of Sydney, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut kepada Bloomberg.
"Sekarang ditemukan lebih banyak sampel dari alam, kami mulai menemukan bagian-bagian yang terkait erat dari urutan gen ini," kata Holmes.
Baca juga: Virus Corona Baru Mirip Covid-19 Terdeteksi Ada di Kelelawar Inggris
Para penulis mengatakan temuan mereka mendukung hipotesis bahwa SARS-CoV-2 dihasilkan dari rekombinasi urutan virus yang ada pada kelelawar tapal kuda.
Namun, meskipun virus yang baru ditemukan terkait erat dengan SARS-CoV-2, ketiga virus tersebut tidak memiliki urutan untuk apa yang dikenal sebagai situs pembelahan furin, yang terlihat pada SARS-CoV-2 dan membantu masuknya virus ke dalam sel manusia.
Ini berarti bahwa untuk lebih memahami asal-usul SARS-CoV-2, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menunjukkan bagaimana dan kapan situs furin diperkenalkan.
Temuan saat ini sedang dipertimbangkan untuk dipublikasikan di jurnal Nature, Bloomberg melaporkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.