"Tunggu hasil evaluasinya, kan dalam 2 minggu juga keluar, dan artinya titik lemah-titik lengahnya akhirnya ketemu dan kemudian di perbaiki dan dijadikan pelajaran oleh sekolah lain dan daerah lain supaya tidak terjadi (klaster penularan Covid-19 sekolah)," kata Dicky kepada Kompas.com, Rabu (29/9/2021).
Kalaupun 2 minggu masih belum ketemu, titik lemah dari pelaksanaan PTM, maka sekolah-sekolah di wilayah lain sebaiknya jangan dahulu untuk melakukan PTM, karena belum tentu aman bagi anak-anak di sekolah.
"Jadi tetap harus jadi pertimbangan, meskipun sekolah memang sangat penting tetapi harus tetap diselesaikan dan dituntaskan temuannya, serta tentunya harus ditindak lanjuti," tegasnya.
Ketika sudah ketemu dan diketahui penyebabnya, maka segeralah melakukan tindakan mitigasi untuk persiapan rencana PTM di ke depannya.
Baca juga: Epidemiolog: Puncak Gelombang Ketiga Covid-19 Mungkin Akhir Tahun 2021
Jika dirasa tidak bisa dimitigasi segera, atau membutuhkan waktu yang cukup lama, maka wajib bagi sekolah untuk ditutup sementara dari PTM.
"Misalnya ketemunya (titik lemah-lengah) bahwa di sekolah A itu biasanya jendela kelasnya ditutup, karena pake AC dan kebas angin, maka jika mau dilakukan lagi PTM jendelanya harus dibuka, atau kelasnya dilakukan di luar, outdoor," jelasnya.
Dicky menegaskan bahwa kegiatan dan evaluasi tersbut harus ada tindak lanjutnya, untuk menindaklanjuti temuan itu sesuai rekomendasi ilmiah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.