Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muncul Klaster Sekolah, Ini Rencana Pemerintah dan Saran Epidemiolog

Kompas.com - 29/09/2021, 12:02 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Usai pembelajaran tatap muka (PTM) digelar di sejumlah wilayah, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) mencatat terjadinya klaster-klaster sekolah.

Diberitakan Kompas.com, Jumat (24/9/2021), Kemendikbud Ristek mengkategorikan berdasarkan wilayah, klaster pembelajaran tatap muka terbanyak terjadi di Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Timur.

Berdasarkan data 23 September 2021, tercatat ada 1.302 klaster sekolah. Klaster terbanyak terdiri dari 583 klaster dari Sekolah Dasar, 251 klaster dari PAUD, 244 klaster dari SMP, 109 klaster dari SMA, 70 klaster SMK dan 13 klaster SLB.

Sehingga, dari 47.033 sekolah yang disurvei, 2,77 persen sekolah menimbulkan klaster kasus Covid-19 selama PTM dilakukan.

Baca juga: Pemerintah Izinkan Konser dan Acara Besar, Epidemiolog: Kita Harus Sabar Dulu

Meski demikian, Mendikbudristek, Nadiem Makarim tetap akan melanjutkan sekolah tatap muka, dengan dukungan dari Presiden Joko Widodo dan kementrian terkait mengenai hal ini.

Untuk mentargetkan agar pelaksanaan PTM bisa berjalan aman dan lancar, pemerintah sudah menyiapkan dua strategi utama pengendalian Covid-19 di sisi hulu, yaitu:

  • strategi protokol kesehatan (perubahan perilaku atau 3M)
  • strategi deteksi atau surveilans (3T/testing, tracing dan terapi).

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate, dalam keterangan resminya melalui Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi (KPCPEN), Rabu (28/9/2021) mengatakan, kementerian kesehatan telah menyiapkan strategi surveilans Covid-19. 

"PTM Terbatas bisa digelar di wilayah PPKM Level 1-3. Saat ini Kemendikbud Ristek dan Kemenkes juga telah menyiapkan sistem penanganan dan strategi surveilans yang baik," kata Johnny.

Strategi ini meliputi pelacakan dan testing dengan metode active case finding atau jemput bola. 

Kemudian pemerintah akan mengidentifikasi jumlah sekolah di tingkat kabupaten/kota yang melaksanakan PTS terbatas. Selain itu, tenaga kesehatan akan melakukan random sampling terhadap 10 persen dari total sekolah yang melaksanakan PTM.

Dari sampling tersebut, kemenkes akan membagi alokasi berdasarkan jumlah sekolah di tiap kecamatan. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com