Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Orang Indonesia Berisiko Terkena Penyakit Jantung Selama Pandemi

Kompas.com - 28/09/2021, 09:02 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Selama pandemi Covid-19, risiko terkena penyakit jantung bagi orang Indonesia juga semakin meningkat. Ini sangat berkaitan erat dengan pola hidup yang tidak sehat dan kurang rutin pemeriksaan kesehatan.

Menurut Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah RS Siloam Lippo Village, dr. Vito Anggarino Damay, Mkes, SpJP(K) FIHA FICA mengatakan, ada banyak sekali penyebab yang membuat orang Indonesia sangat rentan terkena penyakit jantung.

Hal ini dianggap mengkhawatirkan dan perlu dicegah, karena akan berdampak pada penurunan angka harapan hidup orang tersebut jika suatu saat terinfeksi Covid-19.

Vito menjelaskan, penyakit jantung bukan hanya serangan jantung saja, tapi ada juga irama jantung dan lainnya. Jantung koroner juga belum kalah dari Covid-19.

Saat pandemi, 80 persen pasien Covid-19 yang memiliki riwayat penyakit jantung dan pembuluh darah, serta penyakit lain dapat berisiko terjadinya obesitas, stroke, diabetes dan hipertensi.

Baca juga: Penyakit Jantung Koroner, Gejala, Penyebab, dan Perawatannya

 

Sehingga, perlu sekali masyarakat mengetahui apa saja yang menyebabkan orang Indonesia sangat berisiko terkena penyakit jantung selama pandemi Covid-19.

1. Makanan 

Makanan menyumbang 30 persen kelainan kolesterol. Lebih dari 50 persen orang Indonesia mempunyai kadar kolesterol di atas optimal.

Menurut Vito, seperti kita tahu sebagian besar orang Indonesia lebih menyukai makanan yang tidak sehat, seperti mengandung lemak, gula atau garam yang tinggi.

Bahkan, ini tidak diimbangi dengan memperbanyak pula asupan makanan sehat, kaya serat, protein, vitamin dan lain sebagainya.

2. Work form home (WFH)

Kerja dari rumah yang memiliki waktu kerja tidak menentu dapat membuat seseorang makan dan ngemil kapan saja. 

Aktivitas ini jelas sekali akan berdampak pada optimalisasi fungsi dan kerja organ-organ di dalam tubuh, terutama organ jantung.

Baca juga: Minum Kopi Bisa Melindungi dari Penyakit Jantung, Studi Jelaskan

Kurkumin dalam kunyit diyakini dapat membantu melindungi penurunan fungsi tubuh terkait faktor usia dan menurunkan risiko penyakit jantung.SHUTTERSTOCK/FANGSTW Kurkumin dalam kunyit diyakini dapat membantu melindungi penurunan fungsi tubuh terkait faktor usia dan menurunkan risiko penyakit jantung.

"Biasanya banyak juga yang WFH ini justru tambah malas untuk bergerak, kalau mau makan ya pesan antar, makannya juga tidak di atur dan tidak sehat. Apalagi banyak yang suka nonton sambil ngemil makanan yang nggak sehat, ya bertambah risikonya," jelasnya.

Dengan berbagai kegiatan tidak produktif yang dilakukan selama WFH, menjadikan aliran darah di dalam tubuh bisa saja tersumbat, termasuk aliran darah menuju ke jantung.

3. Jarang olahraga

Berkaitan dengan WFH di atas, sebagain besar aktivitas kita adalah bekerja dengan duduk di depan komputer ataupun laptop.

"Orang yang bekerja dengan banyak duduk, kemudian lupa berolahraga mempengaruhi bioritmik atau irama tubuh," kata dia.

Baca juga: 5 Cara Mencegah Penyakit Jantung, Termasuk Menjaga Kebersihan Gigi

 

Padahal, irama tubuh akan sangat berpengaruh terhadap fungsi kerja jantung. Oleh karena itu, penting untuk tetap melatih tubuh agar tetap bugar setiap harinya.

4. Begadang

Saat siang hari bekerja, tapi banyak orang juga kekurangan istirahat malam alias begadang dengan aktivitas menonton atau main handphone dapat menimbulkan hormon stres atau kortisol.

Sementara hormon tidur atau melatonin tidak keluar sehingga tidak maksimal. Ini juga mengakibatkan hipertensi karena penyakit jantung.

Kebiasaan yang juga akan semakin parah seiring berjalannya waktu dengan hipertensi, ditambah dengan asap rokok. 

Baca juga: Penyakit Jantung Makin Sering Menyerang Anak Muda, Ini Solusinya

Menjaga tubuh tetap sehat dan bugar di usia 60 tahun dapat membantu kita mencegah penyakit terkait usia, seperti penyakit jantung dan diabetes, serta kemungkinan cedera karena jatuh.PEXELS/COTTONBRO Menjaga tubuh tetap sehat dan bugar di usia 60 tahun dapat membantu kita mencegah penyakit terkait usia, seperti penyakit jantung dan diabetes, serta kemungkinan cedera karena jatuh.

5. Malas pemeriksaan jantung

Vito menjelaskan, salah satu penyebab risiko penyakit jantung meningkat bagi orang Indonesia adalah kurangnya kesadaran atau malas untuk melakukan pemeriksaan jantung.

Sehingga, tanpa diketahui kerap kali pasien jantung sudah mengalami jantung koroner saat mengeluhkan gejala-gejala.

"Padahal pemeriksaan jantung secara rutin dapat mencegah komplikasi lebih jauh. Olahraga juga bagus untuk menjaga fungsi jantung," tegasnya.

"Orang yang selamat dari serangan jantung bisa kena gagal jantung, sesak nafas, cepat lelah, aktivitas fisik terhambat bahkan adanya korslet jantung," tambahnya.

Baca juga: Kenali Olahraga Aman untuk Orang dengan Penyakit Jantung

 

Pada fase akhir dari penyakit jantung akan sulit sekali untuk mendapatkan perawatan. Oleh karena itu penting untuk menurunkan risiko terjadinya penyakit jantung.

"Usia tidak bisa diubah, tapi gaya hidup bisa, yaitu dengan rajin bergerak, kontrol kolesterol, diabetes, hipertensi hingga menghindari asap rokok,"ujarnya.

Selain itu disarankan untuk rajin check up jantung saat di bawah usia 40 tahun dengan ekg dan treadmill test. Anda dapat melihat ada atau tidaknya gangguan jantung atau melihat olahraga dan apa yang dimakan.

Kesadaran untuk menjaga kesehatan jantung sudah harus dilakukan sejak usia 20 tahun. Hal ini karena hipertensi dapat terjadi pada usia muda tanpa adanya keluhan sama sekali.

Baca juga: WHO Prediksi Penyakit Jantung Koroner Melonjak 2030, Cegah Sejak Dini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com