Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Menghabiskan Waktu di Layar Gadget Buruk bagi Anak?

Kompas.com - 14/09/2021, 17:00 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di masa serba digital saat ini, banyak orangtua yang khawatir jika anak-anak mereka akan menghabiskan lebih banyak waktu di layar smarthphone, laptop, komputer, tablet dan sejenisnya. Dan itu dapat memberikan pengaruh buruk pada anak.

Pengaruh buruk dari layar gawai yang dikhawatirkan para orangtua antara lain kemungkinan anak mengalami gangguan perhatian, tidur terganggu, nilai yang rendah, hingga menderita depresi dan kecemasan.

Namun, apakah dugaan tersebut benar?

Melansir Medical Xpress, Senin (13/9/2021), sebuah penelitian yang dipublikasikan pada 8 September 2021 di jurnal PLOS ONE, mengungkapkan keuntungan bagi anak-anak yang menghabiskan lebih banyak waktu di layar gawai. Salah satunya  memiliki lebih banyak teman dekat.

Baca juga: Mengapa Kekebalan Anak terhadap Covid-19 Lebih Baik? Studi Jelaskan

"Temuan ini menunjukkan, kita harus berhati-hati jangan membiarkan anak selalu menatap layar gawai. Namun di sisi lain, screen time atau memberikan sejumlah waktu tertentu untuk anak bermain dengan gawai, secara inheren tidak berbahaya bagi anak," ungkap Katie Paulich, mahasiswa Ph.D di Departemen Psikologi dan Neurosains, University of Colorado Boulder, selaku penulis utama.

Dalam penelitian ini, Paulich dan tim dari di Institute for Behavioral Genetics berusaha untuk menilai data dari studi Perkembangan Otak dan Kognitif Remaja yang merupakan studi jangka panjang terbesar ten tang kesehatan anak beserta pekembangannya di Amerika Serikat.

Kuesioner penelitian tersebut berisi tentang waktu layar, laporan orang tua tentang masalah dan nilai perilaku serta penilaian kesehatan mental yang melibatkan 11.800 anak berusia 9 dan 10 tahun.

Hasil yang diperoleh adalah anak laki-laki menghabiskan sekitar 45 menit lebih banyak waktu di layar setiap harinya untuk dua kali lebih banyak waktu bermain video game, dibanding dengan anak perempuan.

Waktu tersebut sama dengan hampir 5 jam setiap hari pada akhir pekan dan 4 jam pada hari kerja.

Sementara pada anak perempuan, mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk berinteraksi melalui media sosial.

Data yang dikumpulkan berasal dari sebelum pandemi Covid-19 dan tidak termasuk waktu layar yang digunakan untuk pembelajaran daring dan mengerjakan tugas sekolah.

 

Seperti penelitian yang lebih kecil sebelumnya, menghabiskan lebih banyak waktu di layar memang bisa memberikan pengaruh buruk pada anak, tetapi angkanya sangat kecil.

Terdapat faktor-faktor lain seperti status sosial ekonomi anak yang memberikan dampak 2,5 kali lebih besar terhadap kualitas tidur dan nilai di sekolah yang menjadi lebih buruk.

Dari semua faktor yang dinilai, ternyata waktu yang dihabiskan di layar hanya menyumbang sekitar 2 persen dari keseluruhan penyebab.

"Sejumlah makalah dalam beberapa tahun terakhir telah menyarankan bahwa waktu layar mungkin berbahaya bagi anak-anak, tetapi ada juga beberapa ulasan yang menunjukkan bahwa efek negatif tersebut telah dilebih-lebihkan," kata penulis senior John Hewitt, Direktur Institute for Behavioral Genetics.

Baca juga: Keseringan Menatap Layar Perburuk Kemampuan Sosial dan Motorik Anak

Bahkan, Paulich menekankan bahwa bisa jadi anak yang menghabiskan lebih banyak waktu di layar disebabkan karena adanya masalah kesehatan mental dan perilaku bawaan.

Misalnya, orang tua yang cenderung menenangkan anaknya yang bertindak agresif atau kurang perhatian dengan memberikan video game atau anak yang kesulitan tidur dan akhirnya beralih ke smartphone untuk menghabiskan waktu.

Namun, studi ini hanya berlaku pada anak berusia 9 dan 10 tahun dan tidak berlaku untuk anak dengan usia lebih dari itu, sehingga memerlukan penelitian lebih lanjut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com