Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Musim Hujan di Indonesia Lebih Awal, Mengapa Ada Daerah Belum Hujan?

Kompas.com - 14/09/2021, 15:02 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Akan tetapi, untuk sejumlah 88 ZOM atau sekitar 25,7 persen akan mengalami kondisi musim hujan di atas normal atau lebih basah dari biasanya. Serta, 10 ZOM lainnya atau sekitar 2,9 persen akan mengalami musim hujan bawah normal (lebih kering dari biasanya).

Penyebab curah hujan tinggi sepekan ke depan

Dari perkembangan kondisi musim tersebut, Guswanto mengatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan potensi cuaca ekstrem ini terjadi. Di antaranya seperti fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby Ekuatorial, gelombang Kevin. 

1. Dinamika atmosfer

Guswanto menjelaskan, MJO. gelombang Rossby Ekuatorial dan gelombang Kevin merupakan bagian dari dinamika atmosfer yang berperan dalam meningkatkan pertumbuhan awan hujan.

Ketiganya diketahui akan aktif di wilayah Indonesia hingga seminggu ke depan.

Baca juga: Musim Hujan 2020-2021, Indonesia Jadi Terbasah Ke-5 Sepanjang 40 Tahun

 

"MJO, gelombang Rossby Ekuatorial, dan gelombang Kelvin adalah fenomena dinamika atmosfer yang mengindikasikan adanya potensi pertumbuhan awan hujan dalam skala yang luas di sekitar wilayah aktif yang dilewatinya," kata Guswanto.

Fenomena MJO dan gelombang Kelvin bergerak dari arah Samudra Hindia ke arah Samudra Pasifik melewati wilayah Indonesia dengan siklus 30-40 hari pada MJO, sedangkan pada Kelvin skala harian. 

Sebaliknya, fenomena Gelombang Rossby bergerak dari arah Samudera Pasifik ke arah Samudra Hindia dengan melewati wilayah Indonesia.

Sama halnya seperti MJO maupun Kelvin, ketika Gelombang Rossby aktif di wilayah Indonesia, maka dapat berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia. 

Baca juga: Puncak Musim Hujan, Waspadai 7 Penyakit yang Mengintai Saat Banjir

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com