Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Jakarta, BMKG: Waspada Puncak Musim Hujan Masih Sampai Maret 2021

Kompas.com - 20/02/2021, 18:03 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di tengah terjangan banjir Jakarta dan sekitarnya, masyarakat diminta masih harus waspada puncak musim hujan hingga Maret 2021.

Untuk diketahui, banjir Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) yang terjadi sejak kemarin Jumat (19/2/2021) telah membuat sebanyak 1.380 orang mengungsi dari rumahnya.

Jumlah itu diketahui berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta hingga Sabtu (20/2/2021) pagi.

"Total jumlah pengungsi di seluruh DKI sebanyak 379 KK dengan total 1.380 jiwa," kata Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Sabdo Kurnianto, dalam keterangan tertulis, Sabtu pagi.

Baca juga: Banjir Jakarta Akibat Cuaca Ekstrem, 4 Faktor Pemicunya Menurut BMKG

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan bahwa pada saat ini wilayah Jabodetabek masih masuk periode puncak musim hujan.

Seperti diketahui, di saat puncak musim hujan terjadi, umumnya curah hujan juga masih berpeluang terjadi dengan intensitas ringan hingga lebat dan dalam durasi yang cukup lama, sehingga masuk dalam kategori cuaca ekstrem.

"Puncak hujan di Jabodetabek diperkirakan masih berlangsung pada akhir Februari hingga awal Maret 2021 mendatang," kata Dwikorita dalam konferensi pers daring bertajuk Banjir Jabodetabek dan Prospek Cuaca Jabodetabek Sepekan ke depan, Sabtu (20/2/2021).

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menambahkan, kondisi cuaca ektrem di wilayah Jabodetabek disebabkan oleh sejumlah faktor, yaitu pada 18-19 Februari terpantau adanya seruakan udara dari Asia yang cukup signifikan dan mengakibatkan peningkatan awan hujan di Indonesia bagian barat.

Baca juga: Banjir Jakarta, BMKG: Waspada Hujan Hari Ini dan 4 Hari ke Depan

Kemudian terpantau aktivitas gangguan atmosfer di zona equator (Rossby equatorial) mengakibatkan adanya perlambatan dan pertemuan angin dari arah utara membelok tepat melewati Jabodetabek, sehingga terjadi peningkatan intensitas pembentukan awan-awan hujan.

Juga adanya tingkat labilitas dan kebasahan udara di sebagian besar wilayah Jawa bagian barat yang cukup tinggi, hal ini menyebabkan peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah Jabodetabek.

Serta terpantau adanya daerah pusat tekanan rendah di Australia bagian utara yang membentuk pola konvergensi di sebagian besar Pulau Jawa dan berkontribusi juga dalam peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan di barat Jawa termasuk Jabodetabek.

Guswanto juga menjelaskan, curah hujan yang terjadi saat ini di DKI Jakarta sebenarnya masih lebih rendah dibandingkan curah hujan pada Januari 2020 yang juga menyebabkan banjir di wilayah Jabodetabek.

Baca juga: Kenapa Udara Panas Saat Mau Hujan?

"Ada beberapa faktor penyebab banjir di DKI Jakarta yaitu hujan yang jatuh di sekitar Jabodetabek yang bermuara di Jakarta, kemudian hujan yang jatuh di Jakarta sendiri serta ada pasang laut. Selain itu daya dukung lingkungan juga sangat berpengaruh," kata dia.

Oleh karena itu, masyarakat di Jabodetabek masih harus tetap mengantisipasi dan waspada terhadap dampak yang bisa ditimbulkan akibat curah hujan tersebut selama puncak musim hujan.

"Kami mengimbau masyarakat untuk tetap tenang namun waspada dan berhati-hati terhadap dampak cuaca ekstrem seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang dan gelombang tinggi," tegas Dwikorita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com