Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puncak Musim Hujan, Waspadai 7 Penyakit yang Mengintai Saat Banjir

Kompas.com - 11/02/2021, 11:05 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

KOMPAS.com - BMKG memprediksi, Januari hingga Februari adalah puncak musim hujan 2021, sehingga sangat berpotensi menimbulkan dampak bencana hidrometeorologi.

Bencana hidrometeorologi adalah bencana terdampak akibat cuaca ekstrem, seperti tanah longsor, gelombang tinggi, dan juga banjir.

Amesh Adalja, MD, dokter pengobatan darurat dan sarjana senior di Pusat Keamanan Kesehatan Universitas Johns Hopkins mengatakan, air banjir umumnya memiliki tingkat bakteri, virus, kotoran, dan parasit yang sangat tinggi, yang dapat menginfeksi tubuh jika masuk ke mulut, mata, atau luka di kulit Anda.

“Ini jauh berbeda dari jenis air lain yang Anda temui dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu, sangat penting melakukan pencegahan.”

Baca juga: Waspada Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Berpotensi Banjir

Berikut ini tujuh penyakit yang rentan menyerang dalam kondisi banjir.

1. Penyakit gastrointestinal

Salah satu risiko terbesar menelan air banjir adalah menelan bakteri, virus, atau parasit yang menyebabkan penyakit gastrointestinal.

“Sebagian besar infeksi ini mungkin cukup jinak dan mungkin hanya menyebabkan muntah atau diare. Tapi gejala ini juga bisa menjadi serius dan bisa menyebabkan dehidrasi yang mengancam jiwa,” kata dr. Adalja.

Cryptosporidium, Giardia, E. coli, dan salmonella adalah beberapa contoh kuman yang dapat mencemari air banjir dan menyebabkan gangguan perut.

2. Infeksi kulit

Dalam kondisi banjir, orang-orang sangat mungkin mengalami lecet atau luka di tubuh. Dan luka tersebut sangat rentan terinfeksi bakteri yang ada di air.

“Jika Anda memiliki luka atau goresan, cobalah untuk menutup luka tersebut dan berikan pertolongan pertama dasar,” kata Dr. Adalja.

"Gunakan salep antibiotik jika Anda memilikinya, dan pastikan apakah luka menjadi merah atau bengkak. Jika tampaknya tidak sembuh sebagaimana mestinya, atau jika Anda mengalami demam, menggigil, atau tanda-tanda infeksi lainnya, temui dokter secepat mungkin,” lanjutnya.

3. Demam tifoid

Demam tifoid disebabkan oleh bakteri yang disebut Salmonella Typhi yang terdapat dalam air minum dan makanan yang terkontaminasi.

Penyakit ini menular melalui kontak langsung dengan air yang tercemar bakteri. Gejala demam tifoid adalah sakit kepala, kehilangan nafsu makan, demam tinggi, dan diare.

Baca juga: 5 Cara Mencegah Penyakit yang Sering Muncul di Musim Hujan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com