Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Nurul Akmal Alami Body Shaming Sepulang dari Olimpiade, Apa Itu?

Kompas.com - 06/08/2021, 12:01 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Atlet angkat besi Indonesia, Nurul Akmal, diduga alami body shaming setibanya di Tanah Air setelah kembali dari Olimpiade Tokyo 2020.

Dilansir dari Kompas.TV, Jumat (6/8/2021), kejadian tak menyenangkan ini terjadi di acara penyambutan atlet yang digelar di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Kamis (5/8/2021) dini hari.

Dalam siaran langsung di Instagram @timindonesiaofficial, lifter yang akrab dipanggil Amel ini menjadi atlet ketiga yang muncul dalam sesi penyambutan dan mengambil karangan bunga.

Kemudian ia mendapat celetukan yang kurang pantas dari salah satu oknum yang hadir pada acara tersebut.

"Yang paling kurus," ucap oknum tak bertanggung jawab tersebut.

Baca juga: Isu Doping Atlet Pesaing Windy Cantika Aisah, Apa Itu Doping dan Risikonya?

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Tim Indonesia Official (@timindonesiaofficial)

Video ini kemudian diunggah oleh beberapa akun di media sosial dan menjadi viral. Netizen menyayangkan ucapan yang ditujukan kepada Nurul Akmal.

"Buat mas yang tadi body shaming ke Nurul aku cuma mau bilang : Kau sanggup ga ngangkat 256 kg? jangan ember kali kau punya mulut," tulis netizen.

"Ternyata pada denger ya, ini apan sih bisa-bisanya ngomong gitu. Bercandanya ga lucu sama sekali," ungkap netizen lain.

Diketahui Nurul Akmal mewakili Indonesia di angkat besi nomor +87 kg putri. Wanita asal Aceh itu berada di posisi kelima usai menyelesaikan total angkatan 256 kg (115 kg snatch serta 141 kg clean and jerk).

Lantas, apa itu body shaming?

Dilansir dari laman Anad.org, body shaming dikenal sebagai tindakan atau praktik mengekspresikan penghinaan terhadap bentuk atau ukuran tubuh orang lain.

Meski hanya celetukan, ungkapan body shaming dapat mengakibatkan trauma emosional yang parah, terutama pada usia yang masih muda.

Body shaming dapat dilakukan siapa saja. Baik itu orangtua, saudara, teman, musuh, atau bahkan orang yang tidak dikenal, baik secara langsung maupun lewat dunia maya.

 

Ungkapan-ungkapan yang membandingkan dua orang juga sudah termasuk body shaming.

"Mengomentari secara negatif tentang ukuran atau bentuk tubuh seseorang bisa sangat merusak kepribadian mereka. Hal ini bisa menyebabkan harga diri rendah, kemarahan, menyakiti diri sendiri dan bahkan gangguan kesehatan mental, khususnya gangguan dismorfik atau dysmorphic disorder," tulis laman tersebut.

Manifestasi body shaming

Body shaming bermanifestasi dalam banyak cara, seperti:

  • Mengkritik penampilan diri sendiri, melalui penilaian atau perbandingan dengan orang lain.
  • Mengkritik penampilan orang lain di depan mereka
  • Mengkritik penampilan orang lain tanpa sepengetahuan mereka.

Entah bagaimana manifestasinya, body shaming dapat memicu rasa malu dan membuat gagasan orang harus dinilai secara fisik akan selalu ada.

Sayangnya, body shaming terjadi di antara pria dan wanita dengan berbagai bentuk dan ukuran tubuh.

Body shaming tidak hanya melulu soal "dia terlalu gemuk", tapi ungkapan "terlalu kurus" juga termasuk body shaming.

 

Ilustrasi body shamingshutterstock Ilustrasi body shaming

Kenapa muncul body shaming?

Opini publik tentang standar kecantikan yang telah tertanam dalam diri menajdi salah satu pemicu munculnya body shaming.

Ketika memiliki bentuk tubuh yang berbeda dari orang lain, kemudian muncul rasa minder dan ketakutan dirundung.

Komentar negatif itu dapat mendorong orang untuk melakukan segala macam cara agar bisa mengubah bentuh tubuh agar sesuai dengan standar kecantikan masyarakat.

Individu dengan riwayat trauma, depresi, melukai diri sendiri, atau minder lebih mungkin terpengaruh oleh body shaming dan berpotensi mengembangkan gangguan makan atau terlibat dalam perilaku melukai diri sendiri.

Baca juga: Butuh Banyak Energi Untuk Lomba, Begini Diet Sehat Ala Atlet Olimpiade

Cara mengatasi body shaming

Seperti halnya bullying lainnya, body shaming akan selalu ada kecuali Anda membela diri dengan cara yang positif dan sehat.

"Penting untuk melatih cinta diri dan mencoba untuk tidak membiarkan komentar negatif mengganggu Anda," kata ahli.

Selanjutnya jika Anda menyaksikan body shaming di media sosial, Anda dapat melaporkannya dan menandainya untuk konten yang tidak pantas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com