Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stok Vaksin Covid-19 Habis dan Tidak Merata, Begini Analisis Epidemiolog

Kompas.com - 02/08/2021, 19:03 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com - Stok vaksin Covid-19 di sejumlah daerah dilaporkan mulai menipis, bahkan ada yang sudah habis. Tak sedikit juga daerah yang merasa bahwa penyaluran vaksin juga tidak merata.

Seperti diberitakan Kompas.com, Sabtu (31/7/2021), di Sumatera Selatan, hanya mendapat 1,6 juta dosis vaksin Covid-19 sejak Januari hingga Juli 2021.

Kini, sisa stok vaksin Covid-19 yang tersedia di provinsi ini hanya sekitar 100.000 dosis untuk vaksinasi tahap kedua.

Provinsi Jawa Tengah juga mengeluhkan hal yang sama. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan, suntikan vaksin dosis pertama di daerah ini baru sebesar 16,16 persen dan dosis kedua sekitar 8,28 persen.

Juru Bicara Bio Farma Bambang Heriyanto mengatakan, sebanyak 117,1 juta dosis bulk vaksin Covid-19 telah diproses hingga 29 Juli 2021 dan menghasilkan 92,1 juta dosis produk vaksin jadi.

Dari jumlah itu, 74 juta dosis di antaranya sudah mendapatkan lot rilis dan 18,1 juta dosis dalam proses karantina.

Baca juga: Stok Vaksin Habis, Apa yang Terjadi jika Vaksinasi Dosis 2 Tertunda?

 

Menanggapi persoalan stok vaksin Covid-19 habis dan penyaluran tidak merata, Pakar Epidemiologi dari Griffith University, Australia, Dicky Budiman mengatakan bahwa prinsipnya pemberian vaksin harus memenuhi beberapa aspek.

"Selain gratis, juga harus memenuhi target program yang akan dicapai," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Senin (2/8/2021).

Dicky menjelaskan dari sisi program vaksinasi Covid-19, dalam jangka pendek, diharapkan vaksinasi ini dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian.

Sedangkan, untuk jangka panjang, nantinya vaksinasi Covid-19 diharapkan dapat mencapai herd immunity atau kekebalan komunal.

"Untuk mencapai target itu, pemberian vaksin Covid-19 harus berbasis pada target prioritas, berbasis public health (kesehatan masyarakat). Bukan berbasis ekonomi atau politik," jelas Dicky.

Hal ini yang menurut Dicky harus mulai ditinjau kembali oleh pemerintah, bahwa program vaksinasi Covid-19 haruslah berfokus pada kelompok-kelompok prioritas.

"Kalau tidak mengarah pada kedua hal tersebut, maka itu membuat masalah. Seperti vaksin Covid-19 tidak merata, lalu (stok) vaksin habis," papar Dicky.

Baca juga: Vaksin Covid-19, Bagaimana Efeknya Jika Terlambat Vaksin Kedua?

Vaksin Moderna telah mendapat izin BPOM untuk digunakan di Indonesia dalam program vaksinasi pemerintah. Efikasi vaksin Moderna ini capai 94,1 persen.SHUTTERSTOCK/oasisamuel Vaksin Moderna telah mendapat izin BPOM untuk digunakan di Indonesia dalam program vaksinasi pemerintah. Efikasi vaksin Moderna ini capai 94,1 persen.

Penyebab vaksin tidak merata dan habis

Dicky menambahkan masalah-masalah distribusi vaksin Covid-19 yang tidak merata ini, diakibatkan oleh strategi yang tidak berbasis public health.

"Kan, ada orang yang berisiko tinggi, baik dari sisi pekerjaan misal tenaga medis atau pekerja layanan publik, maupun dari sisi kondisi tubuh, seperti lansia dan mereka yang punya komorbid," jelas Dicky.

Lebih lanjut Dicky memaparkan, bahwa pemerintah daerah semestinya menyampaikan data-data tersebut, data kelompok masyarakat yang diprioritaskan dalam pemberian vaksin Covid-19.

Baca juga: 5 Vaksin Covid-19 Digunakan di Indonesia, Mana yang Efektif Lawan Varian Delta?

 

"Sehingga distribusi vaksin Covid-19 ini harus berbasis pada data itu, berbasis data orang-orang yang berisiko tadi," imbuhnya.

Demikian juga, penyebab mengapa stok vaksin Covid-19 ini habis.

Sebab, saat sasaran prioritasnya tidak tercapai, maka target vaksinasi juga tidak terjadi, sehingga vaksinnya habis, kata Dicky.

"Ini berbahaya. Karena di tengah program vaksinasi tinggi, tetapi justru angka kesakitan dan kematian tinggi. Karena yang harus dilindungi tidak dilindungi," papar Dicky.

Baca juga: Vaksin Covid-19 Berbayar Ditolak Sejumlah Warga dan Epidemiolog

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com