Dicky menambahkan masalah-masalah distribusi vaksin Covid-19 yang tidak merata ini, diakibatkan oleh strategi yang tidak berbasis public health.
"Kan, ada orang yang berisiko tinggi, baik dari sisi pekerjaan misal tenaga medis atau pekerja layanan publik, maupun dari sisi kondisi tubuh, seperti lansia dan mereka yang punya komorbid," jelas Dicky.
Lebih lanjut Dicky memaparkan, bahwa pemerintah daerah semestinya menyampaikan data-data tersebut, data kelompok masyarakat yang diprioritaskan dalam pemberian vaksin Covid-19.
Baca juga: 5 Vaksin Covid-19 Digunakan di Indonesia, Mana yang Efektif Lawan Varian Delta?
"Sehingga distribusi vaksin Covid-19 ini harus berbasis pada data itu, berbasis data orang-orang yang berisiko tadi," imbuhnya.
Demikian juga, penyebab mengapa stok vaksin Covid-19 ini habis.
Sebab, saat sasaran prioritasnya tidak tercapai, maka target vaksinasi juga tidak terjadi, sehingga vaksinnya habis, kata Dicky.
"Ini berbahaya. Karena di tengah program vaksinasi tinggi, tetapi justru angka kesakitan dan kematian tinggi. Karena yang harus dilindungi tidak dilindungi," papar Dicky.
Baca juga: Vaksin Covid-19 Berbayar Ditolak Sejumlah Warga dan Epidemiolog
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.