KOMPAS.com - Helikopter milik NASA, Ingenuity berhasil memecahan rekor menyelesaikan penerbangan ke-10 di planet Mars, Sabtu (24/7/2021).
Helikopter seukuran kotak tisu ini merupakan helikopter pertama yang dikirim untuk misi penjelajahan di planet Merah.
Mengutip Science Alert, Senin (26/7/2021) penerbangan ke-10 ini merupakan tonggak penting karena Ingenuity telah terbang dua kali lebih banyak dari yang direncanakan para ilmuwan NASA.
Baca juga: Helikopter NASA Selamat dari Anomali Cuaca Planet Mars
NASA sendiri sempat memperkirakan Ingenuity akan jatuh pada penerbangan keempat atau kelima saat menguji batas kecepatan dan staminanya.
Tapi Ingenuity terus melampaui harapan. Bahkan, ketika sebuah kesalahan menyebabkan helikopter bergoyang di udara pada Mei selama penerbangan keenamnya, helikopter itu masih berhasil mendarat dengan selamat.
Sementara itu, penerbangan kesepuluh ini adalah yang paling berisiko. Ingenuity naik setinggi 12 meter ke udara lalu menuju selatan ke barat daya menuju kumpulan fitur batu yang disebut 'Raised Ridges' sebelum berputar kembali ke zona pendaratan sekitar 94 meter di sebelah barat tempat lepas landas awalnya.
Ilmuwan NASA sangat ingin tahu tentang Raised Ridges, karena menurut mereka air mungkin pernah mengalir di sana.
Penerbangan sendiri berlangsung sekitar 2 menit 45 detik. Selama waktu itu, Ingenuity diperkirakan mengunjungi 10 titik jalan yang berbeda serta mengambil fotonya.
Ingenuity awalnya merupakan demonstrasi teknologi NASA, namun badan antariksa itu rupanya memberi Ingenuity misi sekunder di akhir Mei setelah penerbangan keempatnya.
Sejak itu, Ingenuity mulai melakukan eksplorasi medan Mars dan menguji operasi yang mungkin ingin dilakukan NASA dengan helikopter luar angkasa di masa depan.
Dalam penerbangan baru-baru ini, Ingenuity telah menjelajah area yang belum disurvei di Kawah Jazero Mars, sebuah cekungan dengan diameter 45 meter.
Baca juga: Pertama Kalinya, Terdengar Suara Helikopter NASA Saat Terbang di Mars
Misi ini pun dapat membantu wahana penjelajah Perseverance. Helikopter dapat memetakan medan, menemukan area yang menjanjikan untuk dipelajari dari udara dan terbang ke tempat yang tak dapat dijangkau wahana penjelajah.
Namun, lanskap yang tidak rata merupakan tantangan bagi Ingenuity, karena tanah berbatu atau bergelombang dapat mengubah bidang pandangnya, menyebabkannya membelok ke arah yang salah.
Lebih lanjut, NASA belum mengkonfirmasi kapan misi Ingenuity akan berakhir. Tetapi helikopter bisa terus terbang selama tak menganggu pekerjaan dari Perseverance.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.